Sudah 20 tahun, Muhidin (65) tidak bertemu keluarga. Meski menderita kelainan fisik sejak lahir, ia nekat merantau ke Jakarta bersama istrinya untuk mengadu nasih dengan harapan mendapat kehidupan yang lebih baik.
Namun semenjak ditinggal sang istri, hidupnya mulai tidak karuan. Karena keterbatasannya, ia kesulitan mendapatkan pekerjaan di Jakarta. Terpaksa ia mengelandang dan menjadi penarik gerobak sampah di daerah Pancoran, Jakarta Selatan.
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/28/ages-ridwan-di-temukan-2-5abb6860cf01b407576ba803.jpg?t=o&v=770)
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/28/ages-ridwan-di-temukan-3-5abb691c5e13737f1551de03.jpg?t=o&v=770)
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/03/28/ages-ridwan-di-temukan-4-5abb68bf16835f7b3e11cd92.jpg?t=o&v=770)
Pihaknya pun mencoba lagi dengan melakukan penelusuran melalui media sosial twitter. Ternyata ada akun salah seorang warganet yang mengenali Muhidin. Petugas pun segera merespon dan mencari tahu informasi keluarga Muhidin.
"Akhirnya kami dapat kontak keluarganya. Sekarang Muhidin telah dipertemukan dan dijemput keluarga. Keluarganya beralamat di Desa Banjarsari Kecamatan Bandar Bolang Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Keinginannya di usia senja dapat terpenuhi juga," kata Setyaningsih
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI