Terisak dan terus menangis, Harlili yang didampingi Abdi Susy Ganewati, warga Jalan PLK II RT 11/01 Kelurahan Makasar, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur berserah diri ketika bertemu dengan Petugas P3S Sudin Sosial Jakarta Timur. Dirinya mengaku tidak berdaya tinggal di Ibukota.
Curahan hatinya itu disampaikan Harlili sesaat Petugas P3S Sudin Sosial Jakarta Timur mengevakuasi bayinya, Linsi Oktapia Hijaya ke Puskesmas Kecamatan Makasar, Jakarta Timur pada Minggu (22/10) siang. Bayi yang baru dilahirkannya tiga hari lalu, tepatnya Rabu, 18 Oktober 2017 itu mengalami panas tinggi sejak dilahirkan.
Kepada petugas, kemalangan diceritakannya bermula ketika dirinya hendak pulang menuju kampung halaman di Padang Guci Hulu, Bengkulu, sehari sebelum dirinya bersalin. Perempuan yang semula berprofesi sebagai pengasuh anak itu mengaku kecopetan saat hendak menumpang bus di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur.
Seluruh harta benda, mulai dari dompet berisi uang dan identitas hingga pakaian katanya dibawa kabur pencopet. Dirinya yang menjadi korban hipnotis itu justru tersadar ketika tiba di rumah Abdi yang berjarak lebih dari lebih dari lima kilometer dari Terminal Bus Kampung Rambutan.
"Saya kecopetan pak, semuanya hilang, saya nggak ingat apa-apa, saya ingatnya pas sampai di rumah ibu Abdi," ungkapnya kepada Petugas P3S Sudin Sosial Jakarta Timur di Puskesmas Kecamatan Makasar, Jakarta Timur pada Minggu (22/10).
Penderitaan Harlili tidak sampai di sana, bukan hanya gagal pulang dengan harapan dapat bersalin di kampung halaman, Â kandungannya kala itu mengalami kontraksi hebat. Beruntung, Abdi yang dibantu warga dapat bergerak cepat, dirinya kemudian dibawa ke Bidan Hj Rosnawati yang tidak begitu jauh dari rumah.
Usai dilakukan tindakan, Harlili akhirnya dapat bersalin secara normal. Berdasarkan Surat Keterangan Kelahiran dari bidan, bayi Harlili diketahui berjenis kelamin perempuan dengan berat 3,1 kilogram dan panjang 50 cm. Bayi pun dinyatakan sehat.
"Tiga hari saya dirawat di bidan, dibiayai warga, saya cuma mau pulang, tapi nggak punya uang sama sekali, bayi saya juga sakit. Saya bingung pak," ungkapnya kembali menangis.
Usai dilakukan pendataan, Petugas P3S Sudin Sosial Jakarta Timur, Arti mengungkapkan Harlili kini dalam perlindungan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Harlili akan ditampung di Panti Sosial, sedangkan sang bayi katanya, masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budi Asih saat ini.
"Setelah dilakukan pemeriksaan di Puskesmas Kecamatan Makasar, bayinya dirujuk ke RSUD Budi Asih untuk dilakukan perawatan intensif. Karena didiagnosa oleh dokter mengalami dehidrasi, karena sejak lahir belum mendapat asi, asi ibunya tidak keluar," ungkapnya.
Selanjutnya, apabila sang bayi sudah dinyatakan sehat, besar kemungkinan Harlili akan dibantu pulang ke kampung halaman oleh Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Hal tersebut merujuk pada beberapa peristiwa serupa yang dialami seorang pendatang saat ditemukan terlantar di Ibukota.