Mohon tunggu...
reni nuraini
reni nuraini Mohon Tunggu... -

karyawati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Petunjuk Bagi Swingvoters, Prabowo atau Jokowi

4 Juli 2014   19:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:29 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andaikan saja Prabowo yang terpilih menjadi Presiden RI. Dan kemudian Beliau melaksanakan program-programnya dengan sebaik-baiknya. Kemungkinan besar Indonesia akan Bangkit. Andaikan saja Jokowi yang terpilih menjadi Presiden RI 2014-2019. Dan kemudian Beliau menjalankan program-programnya dengan sebaik-baiknya. Kemungkinan besar Indonesia akan menjadi Hebat.

Lalu mengapa dari kedua Kubu saling ngotot bahwa Capresnya lah yang bagus, dan menjelek-jelekkan Capres sebelah bahwa Capres sebelah itu tidak ada baiknya?. Tujuan utamanya adalah untuk menarik swingvoters yang persentasenya masih cukup tinggi agar dapat menjatuhkan pilihan kepada Capres jagoannya. Namun apakah dengan memuji-muji Capresnya dan sebaliknya menjelek-jelekkan Capres sebelah benar-benar akan menarik simpati swingvoters untuk kemudian memilih Capres pilihannya itu?. Jawabannya adalah TIDAK, karena faktanya persentase swingvoters masih tetap tinggi sampai detik-detik menjelang hari pencoblosan tanggal 9 Juli 2014 ini.

Pertanyaannya sekarang adalah mengapa usaha keras dari kedua belah pihak ternyatabelum mampu menarik hati swingvoters untuk menjatuhkan pilihan kepada Capres jagoannya?.Hal ini dikarenakan sebagian besar swingvoters menimbang-nimbang Capres mana yang akan dipilih dari sisi baik kedua Capres itu. Dengan membanding-bandingkan sisi baik kedua Capres berikut plus-minusnya masing-masing ternyata belum mampu membuat swingvoters memantapkan pilihan, dengan kata lain masih juga bingung. Kenapa?. Ya karena menilainya dari sisi baik kedua Capres (dengan plus-minusnya masing-masing). Sehingga alinea pertama diatas di pikiran swingvoters akan seperti ini, andaikan Prabowo yang terpilih menjadi Presiden RI 2014-2019 maka Indonesia akan Bangkit, dan andaikan Jokowi yang menjadi Presiden RI 2014-2019 maka Indonesia akan Hebat. Sama saja bukan?. Jadi harus pilih yang mana?.

Membedakan 2 Capres Dari Kemungkinan Buruk yang akan Dilakukannya Jika Terpilih jadi Presiden

Untuk menarik Swingvoters agar mudah-mudahan tidak bingung lagi menjatuhkan pilihan kepada salah satu Capres, mari kita coba mengandaikan kemungkinan yang akan terjadi jika kedua Capres tidak melaksanakan program-programnya dengan sebaik-baiknya seperti yang disampaikan oleh masing-masing Capres sekarang ini setelah terpilih menjadi Presiden RI 2014-2019 nanti.

Dimulai dari penilaian Kubu Prabowo terhadap Jokowi. Silahkan swingvoters baca dan simak dengan sebaik-baiknya semua keburukan yang pernah disampaikan oleh Kubu Prabowo terhadap Jokowi andaikata Jokowi yang terpilih menjadi Presiden RI 2014-2019. Baca dan simak juga background Jokowi beserta track recordnya. Kemudian buat satu kesimpulan dari sekian banyak keburukan Jokowi dimata Kubu Prabowo, mana yang masuk diakal yang mungkin bisa terjadi. Yang tidak masuk diakal, yang tidak ada dasarnya, dibuang saja. Contoh yang tidak masuk diakal, dikatakan oleh Kubu Prabowo bahwa Jokowi itu kafir, maka jika Jokowi yang terpilih menjadi Presiden RI itu artinya kita akan dipimpin oleh seorang kafir. Untuk pernyataan seperti ini tentu tidak dapat diterima dan dipertanggungjawabkan karena Jokowi adalah seorang Muslim yang sudah menunaikan ibadah Haji dan pergi Umroh berkali-kali.

Kemudian silahkan baca dan simak sebaik-baiknya semua kejelekan Prabowo dimata Kubu Jokowi. Lakukan juga hal yang sama, baca dan simak background beserta track record Prabowo, buat satu kesimpulan mana yang masuk diakal kemungkinan buruk yang akan terjadi jika Prabowo yang menjadi Presiden RI. Contoh yang tidak masuk diakal, dikatakan bahwa jika Prabowo yang terpilih menjadi Presiden RI maka Internasional akan memboikot Indonesia termasuk Google, Facebook, twitter, BBM, Whatsapp. Tentu pernyataan seperti ini terlalu dilebih-lebihkan sehingga tidak perlu dijadikan bahan pertimbangan.

Setelah mendata keburukan yang akan mungkin terjadi jika setiap dari mereka terpilh menjadi Presiden, kemudian bandingkan keduanya, mana yang lebih baik dari 2 pilihan buruk itu. Mudah-mudahan sudah bisa lebih jelas dan yakin untuk memilih Capres yang mana, Prabowo kah atau Jokowi?.

Bagaimana jika BelumJuga Dapat MenentukanPilihan Capres

Setelah mengetahui sisi baik dan juga sisi buruk kedua Capres dan kemudian membandingkan keduanya, ternyata belum juga dapat menentukan pilihan Capres mana yang akan dipilih, masih ada 1 hal lagi yang dapat dijadikan pertimbangan. Tapi ini bersifat subjektif berdasarkan keyakinan saya pribadi dan tidak harus diikuti.

Jika Jokowi terpilih menjadi Presiden RI 2014-2019 dan kemudian ternyata Beliau tidak menjalankan roda pemerintahan dengan sebaik-baiknya atau dengan kata lain Beliau justru melakukan hal-hal yang buruk sebagaimana pernah disampaikan oleh Kubu Prabowo padai masa pemilihan Cares sekarang ini, maka ada satu keyakinan kuat dalam diri saya bahwa seluruh elemen masyarakat akan bergerak melawan Beliau, tidak ada keraguan untuk itu, tidak terkecuali dari Kubu pendukung Jokowi sekalipun.

Namun jika Prabowo yang menjadi Presiden RI 2014-2019 dan kemudian ternyata Beliau tidak menjalankan roda pemerintahan dengan sebaik-baiknya atau dengan kata lain Beliau justru melakukan hal-hal yang buruk sebagaimana pernah disampaikan oleh Kubu Jokowi pada masa pemilihan Capres sekarang ini,maka tidak ada keyakinan saya akan ada elemen masyarakat yang secara bersama-sama berani bergerak melawan Beliau, apalagi dari pendukungnya sendiri.

Mengapa demikian?. Karena dari track record keduanya hampir dapat dipastikan Jokowi akan menghadapi (bertemu langsung) dengan masyarakat yang tidak sejalan dengan dirinya tetapi Prabowo akan dengan bedil menghadapi masyarakat yang tidak seiya sekata dengan dirinya.

Itulah beda keduanya dari sudut subjektifitas saya. Pendapat pribadi ini tidak harus diikuti, cukup jadi bahan pertimbangan saja.

Namun saya tidaklah menjadi ragu lagi, AKhirnyaMilihJokowi

Salam 2 jari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun