Mohon tunggu...
din saja
din saja Mohon Tunggu... Seniman - tamat smp

suling pun bukan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanpa Pilihan

28 Agustus 2024   12:16 Diperbarui: 28 Agustus 2024   12:32 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanpa Pilihan
 

manusia tidak punya pilihan kecuali berpikir
setiap pilihan pasti memiliki kekuatan untuk mewujudkannya seseorang, yang dikarenakan sesuatu hal yang tidak dipahami, menginginkan sesuatu untuk diperoleh, lalu berupaya untuk mendapatkannya
seseorang yang mengatakan bahwa dirinya telah memilih sesuatu hal, sebenarnya dia tidak memilih sesuatu hal itu, kepemilikan pilihan pada manusia bukanlah milik manusia itu sendiri,
dia milik pemilik manusia,
ketentuan untuk menetapkan pilihan
bukan ada pada manusia,
manusia tidak memiliki kekuatan apa-pun untuk dapat
mewujudkan sesuatu

kalau begitu apa gunanya pikiran, perasaan yang melahirkan keinginan, kehendak, hasrat, ambisi, cita-cita, dan sebagainya itu? kalau kita teruskan pertanyaan-pertanyaan ini, tidak saja kita tidak akan bertemu dengan jawaban-jawaban yang pasti
dan memuaskan,
bahkan kita akan berada pada kondisi untuk tidak pernah mau mengakui keberadaan yang lain dan eksistensi diri sendiri

manusia senantiasa terjebak pada keinginan hati yang tidak dilandasi kesadaran tentang keterbatasan diri,
sering kata hati terperdaya karena pikiran menindaklanjuti,
ketika ada hasrat terlintas untuk menggapai sesuatu, lalu sinyal hasrat itu melesat dan sinerjis dengan sinyal pikiran,
terjadilah interaksi dengan cepat
 
dan terdapat sebuah
kesimpulan daripadanya, lalu kesimpulan yang mengandung sebuah harapan itu ditangkap kembali dengan cepat oleh hati, terjadilah pergumulan panjang antara keraguan dan keyakinan

pertarunganpun dimulai
waktu terus berjalan
keputusan belum diperoleh
selama masa pertarungan itu
hasrat semakin memperteguh kata hati
dalam perjalanan waktu
terlintas berbagai wujud yang menggoda
yang senantiasa penafsirannya dipengaruhi oleh hasrat
yang sedang bertarung
namun keraguan masih menghadang
sehingga keyakinan untuk meraih hasrat hati belum tercapai

manusia terperangkap dalam keputusannya sendiri
karena tidak menyadari bahwa hakikat dirinya
adalah sebagai pelaku
dan bukan penentu untuk suatu pilihan
hasrat hati sering salah dalam menentukan pilihan

padahal keputusan hati justeru lebih rasional ketimbang putusan pikiran
hati tempat bersemayam kebenaran, kejujuran, kemuliaan, dan kesucian,
meski terkadang sering hati itu sendiri berlumuran dengan
kemunafikan

pada fitrahnya setiap manusia memiliki hati yang baik
tetapi selalu saja ada terdapat sifat-sifat hati yang tidak baik selalu saja terdengar ada manusia yang tega melukai perasaan orang lain
melakukan kekejaman, penghinaan terhadap orang lain
melakukan pembunuhan, perampokan, pemerasan, pengkhianatan, terhadap orang lain

kesepakatan perdamaian antara para pihak yang bertikai selalu saja dikotori oleh sifat-sifat hati yang dapat merusak perdamaian itu
mengapa hal itu sampai terjadi?
apakah orang-orang yang melakukan perbuatan yang dapat merugikan orang-orang lain itu
tidak memiliki hati yang baik?
tentu kita dapat menjawabnya, bahwa orang-orang seperti itu tetap memiliki sifat-sifat hati yang baik

kalau begitu mengapa masih terjadi juga ketidaknyamanan hidup
seperti sering terlihat selama ini?
karena manusia diciptakan sebagai makhluk lemah dan merugi kelemahan manusia itu tidak hanya pada tataran lemah itu sendiri
tapi juga pada tataran kealpaan, kesombongan

ya, kesombongan
inilah yang sering diyakini
meski sering pula tanpa disadari dan dipahami
yang menyebabkan manusia merasa eksis karenanya kesombongan merupakan alat bagi manusia
untuk mencapai semua hasrat keinginannya aku sombong karena itu aku menentukan sungguh suatu sikap yang arogan
yang pernah dimiliki makhluk bernama manusia karena pikiran hanya ada pada manusia karenanya manusia berkeyakinan
bahwa dia memiliki hak untuk berkuasa menentukan pilihan-pilihan hatinya
 
manusia merupakan makhluk yang selalu berada dalam kekala- han
dia senantiasa kalah dengan setiap kehendak pilihannya manusia senantiasa merasa benar dengan apa yang dipikirkan- nya
manusia merupakan makhluk merugi, kata agama
secara hitungan dagang manusia selalu berada dalam keadaan pailit
tidak saja modal yang dimiliki
yang datang dari pemilik modal telah musnah bahkan seluruh keberadaannya pun ikut tergadaikan
sungguh manusia tidak memiliki kekuasaan untuk menentukan pilihannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun