Mohon tunggu...
din saja
din saja Mohon Tunggu... Seniman - hanya tamatan smp

suling pun bukan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Meditasi

20 Agustus 2024   09:12 Diperbarui: 20 Agustus 2024   09:17 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Meditasi

adalah pengakuan, puisi
ungkapan ketakberdayaan hati
sisa cahaya membias
kedunguan panjang
membingungkan
tanpa naFas
butir padi hampa menangkap
yang tersisa kecurangan dan
ketidakadilan hipokrit dan
demoralisasi kesenangan
dan nepotisme politik
dan perambahan hutan penindasan
dan penyalahgunaan ketuhanan
dan kesucian
berapi-api
membakar diri

Allah, ampuni dosa dan kesilapan hamba
berbuat zalim kepada manusia
pelihara hati dari bisik yang menggoda
pikiran dari pisau yang menikam

aku cemburu kepada daun
biarkan diri melambai-lambai
ditiup semilir angin keabadian
putik bertunas berguguran
aku cemburu kepada batu
tegar keras pecah jadi abu
ditempa kesabaran sang waktu
berguna bagi kehidupan
aku cemburu kepada rumput
sabar setia mau memberi
tersenyum walau dihabisi
nikmat saat diduduki

akulah penyair yang tidak tahu apa-apa
tapi merasa dunia dalam kepala
diriku dimana?

Banda Aceh, 1996
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun