Mohon tunggu...
din saja
din saja Mohon Tunggu... Seniman - hanya tamatan smp

suling pun bukan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hikayat Permenungan (160)

8 Agustus 2024   11:10 Diperbarui: 8 Agustus 2024   11:13 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukankah tangisan itu ingatan,

kesadaran yang tak mampu diterjemahkan akal sehat.

Tangis itu ungkapan ketakberdayaan mewujudkan impian.

Hidup bukanlah pertarungan untuk kekuasaan, perut dan kemaluan,

bagaimana agar setiap hembusan nafas mengalir embun yang menyejukkan.

Wujud makhluk, perbuatan

Asal perbuatan, keinginan

Ketidaktahuan wujud

Setelah membaca

Aku rendah diri

Merasakan ketakberdayaan

Bagai gelembung buih berkilau,

Sirna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun