ditulis oleh: Rini Suryantini & Dini Puti Angelia
Jakarta sangat erat dengan kehidupan sungai. Sungai Ciliwung adalah salah satu dari tiga belas sungai yang tersebar di Jakarta. Sungai ini membentang sejauh 117 km dari gunung di Jawa Barat hingga laut Jawa. Banyaknya sungai yang tersebar di Jakarta, membuat masyarakat yang tinggal di tepi sungai hidup berdampingan dengan sungai.
Namun dengan pesatnya pembangunan kota di bantaran sungai, membuat sungai menjadi terpisah dari kehidupan sehari-hari masyarakat perkotaan di tepi sungai. Seperti pepatah mengatakan, "tak kenal maka tak sayang", oleh karena itu berkenalan dengan sungai menjadi penting untuk selanjutnya dapat menjaga dan melestarikan sungai.
Bersama dengan Komunitas Ciliwung Condet, tim dari Universitas Indonesia yang diketuai oleh Rini Suryantini, S.T, M.Sc mengajak serta mahasiswa dan alumni dari Departemen Arsitektur dan Sipil Universitas Indonesia untuk melaksanakan Pengabdian Masyarakat Tahun 2018 ini melalui program IPTEKS bagi Masyarakat.
Di tahun 2018 ini, tim pengabdi UI mengajak masyarakat untuk lebih mengenali sungai, baik fisik sungai maupun kualitas air sungai. Layaknya mahluk hidup, kedua hal tersebut penting untuk mengetahui kapan sungai sedang sehat dan bersahabat.
Dengan menggunakan modul pengukuran sungai yang dikembangkan oleh tim pengabdi, Komunitas Ciliwung Condet mengajak Karang Taruna Kelurahan Balekambang, Padepokan Silat Aung Macan, dan juga mahasiswa kelas Ekologi Perkotaan dari Arsitektur UI untuk berkenalan lebih jauh dengan sungai Ciliwung. Untuk itu, tim telah menyusun dua modul mengenai pengukuran sungai. Kedua modul tersebut menggunakan cara dan alat yang sederhana yang digunakan sehari-hari.
Untuk mengukur lebar sungai tanpa menyeberangi sungai, peserta memerlukan batang kayu, kompas, dan meteran. Modul ini menggunakan beberapa prinsip sederhana matematika. Ada beberapa tahapan yang dapat kita lakukan untuk mengukur sungai tanpa perlu menyebranginya. Pertama-tama, tentukan objek di seberang sungai yang terlihat jelas, misalnya pohon. Objek tersebut menjadi titik A (gambar 1);
Kedua, tentukan titik B yang  berada tegak lurus di sisi sungai tempat pengukur berada. Salah satu orang berdiri di titik ini dan titik ini menjadi titik B (gambar 2);Â
Untuk mengecek bahwa posisinya lurus, orang B dapat melihat orang  D posisinya tepat dengan tongkat yang dipegang orang C. Jika belum lurus orang B mengarahkan orang D untuk bergerak ke kiri-kanan. Tetapi tetap hati-hati dalam mengarahkan agar tidak jatuh ke sisi sungai (gambar 3);