Mohon tunggu...
Dinoto Indramayu
Dinoto Indramayu Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, belajar dan belajar....

Setiap saat saya mencoba merangkai kata, beberapa diantaranya dihimpun di : www.segudang-cerita-tua.blogspot.com Sekarang, saya ingin mencoba merambah ke ranah yang lebih luas bersamamu, Kompasiana....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teguh dalam Prinsip

16 Maret 2016   15:22 Diperbarui: 16 Maret 2016   15:29 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Judul tulisan ini menjadi alasan kebahagiaan saya berikutnya….

Kebahagiaan orangtua terhadap anak yang menjadi tanggungjawabnya.  Akan titipan Allah SWT yang dipercayakan.

Saya sangat bahagia mendapat email dari anak kami yang mungkin bagi orangtua lain, termasuk saya sendiri pada awalnya adalah sebuah penolakan atas kerja keras orangtua.

Mana ada orangtua yang mau segala upaya terbaik demi kebaikan anak menjadi yang terbaik, tiba-tiba ditolak mentah-mentah oleh darah dagingnya sendiri.  Benar nggak?

Tapi itulah yang membanggakan saya saat ini!

Anak kami, 19 tahun, kuliah di tingkat akhir.  Memberikan sebuah penolakan telak yang sangat membanggakan kami.  Tidak lain karena keteguhan akan prinsip hidup yang menjadi jati dirinya.  Bahkan saya telah mengujinya dengan terlalu keras dan sikap marah tak terbendung sekalipun.  Saya menganggapnya, lulus dengan sangat memuaskan.

Bagaimana tidak merasa bangga, dalam usianya yang masih belia serta pengalaman hidup masih terlalu terbatas untuk teman sepermainannya, prinsip hidup telah dengan kuat dipegangnya.

Memang, jika balik ke masa lalu.  Sungguh terlalu bodoh kalau saya harus meragukan keteguhan hatinya.  Jati diri memang tidak tumbuh sendiri tetapi melalui proses yang sangat panjang.  Berkembang bersama kami sejak anak-anak masih terlalu kecil.

Ketika teman seusianya masih manja dalam hgendongan pengasuh, putri kami sudah lancar mengeja.  Tulisannya rapih dan mampu menghitung bukan hanya dalam bahasa Indonesia tetapi juga bisa menyebutkan angka hingga satu juta dalam bahasa Inggeris. 

Melewati pendidikan dasar dan SLTP juga tidak kalah sulitnya.  Mungkin Anda termasuk orangtua yang menghendaki anaknya mendapatkan rangking 1 di kelas atau bahkan tingkat sekolah?  Mohon maaf, kami tidak. 

Pernahkan Anda membayangkan kalau ada anak meraih prestasi akademik terbaik di tingkat kabupaten tetapi nilai rapornya sungguh biasa saja?  Apa yang akan Anda lakukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun