Masih pagi buta, HP bergetar keras.Sebuah SMS masuk.Dari sebuah nomor yang tak tersimpan sebagai nama seorang kawan.
+6289694865941
“Ini bapa pnjm hp org,tlng beliin dlu pulsa 20rb k,nmr baru bapa 085294333846, soalnya bapa ada maslah dikntr,polisi jgn dulu sms/tlp,nnti bapa yg telpon. penting.”
Mungkin sebagian orang akan segera terperangah atau bahkan panic membaca SMS seperti itu.Jika Anda termasuk diantara mereka, maka kepada Andalah sesungguhnya target SMS itu diarahkan.Anda pun sudah tak sabar menanti kabar tentang permasalahan yang menimpa beliau.
Dalam kepanikan dan ketidaksabaran maka tak akan sulit menggelontorkan rupiah yang cuma cukup untuk sekali makan siang.Daripada membiarkan orang yang dicintai itu berlarut-larut dalam permasalahan yang tak jelas di kantor Polisi.
SMS bodong macam ini bukanlah sesuatu yang baru, sebelumnya begitu gempar SMS Mama, sampai-sampai sebuah infotaiment menjadikannya sebagai berita utama.Jauh-jauh sebelum itu, hp dijadikan sarana untuk mengeruk uang yang lebih besar dengan cara singkat.
SMS Mama sendiri sebenarnya merupakan bentuk baru dari cara meminta pulsa sebelumnya yang sudah dianggap barang usang.Kata “Mama” dicatut untuk lebih meyakinkan penerima bahwa yang mengirim adalah orang yang terdekat dengan mereka.
Satu harapan, siapa tahu diantara ribuan penerima SMS ada yang memang sedang jauh dari ibunya sehingga dengan mudah mentransfer/membelikan pulsa sebagaimana yang diinginkan.
SMS Mama yang begitu populer pun sedemikian cepat tidak lagi dipercaya, maka muncullah reinkarnasinya.SMS Bapa, tidak menggunakan kata Papa atau Papi atau bahkan Daddy dan lainnya tetapi sebutan yang umum di negeri ini, Bapa.
Bapa bukan berarti harus orangtua yang menyebabkan keberadaan seorang anak, bisa rekan atau atasan di tempat kerja atau yang lainnya.Mungkin itulah sebabnya penebar SMS menggunakannya untuk mencari mangsa.
Untuk lebih meyakinkan penerima maka diawali dengan kata “pinjam hp orang” yang sudah pasti tidak akan dikenal oleh penerima.Supaya hati penerima bergetar dan akal sehatnya segera hilang maka “kantor Polisi” pun dicatut.
Agar lebih meyakinkan bahwa Si Bapa kena kasus maka nomor hp pun baru, bukan seperti yang sudah ada sebelumnya.Untuk meyakinkan bahwa nomor baru ini bukanlah kibulan maka ditambah kalimat “jangan dulu sms/tlp” baik ke nomor baru maupun nomor lama yang sebenarnya sudah familiar dengan penerima.
Jika Anda, setelah dapat SMS langsung mencoba telepon Si Bapa dan telepon beliau tidak diangkat atau operator memberitahu “sedang tidak aktif atau di luar jangkauan” atau di-SMS tetapi tak juga menjawab, dan panik, maka Anda sesungguhnya sedang menggali lubang untuk mengubur diri Anda sendiri.
Oleh karena itu, jika menerima SMS seperti ini ataupun berbagai kiriman tak lazim maka kuncinya adalah jangan panic.Yakinlah bahwa Anda berada di lingkaran keluarga dan sahabat serta rekan kerja yang baik-baik sehingga tidak pernah ada urusan dengan Polisi.
Jangan coba-coba hubungi nomor-nomor itu.Bisa saja tidak diangkat atau sekalipun diangkat maka mereka akan menggiring Anda ke dalam jerat yang sudah direncanakan sebelumnya.Tentu saja dengan kerugian yang berlipat.
HP memang merupakan bagian dari kecanggihan teknologi yang sangat diperlukan saat ini. Sebagian manusia kreatif itu pun memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi dengan merugikan orang lain.Begitulah sebuah teknologi ketika jatuh ke tangan yang tidak mumpuni.
HP benar-benar telah menjadi sarana untuk menikmati keuntungan sesaat bagi mereka yang Hampa Pekerti….
http://segudang-cerita-tua.blogspot.com/2010/02/h-p.html
http://segudang-cerita-tua.blogspot.com/2010/05/hp-hampa-pekerti.html
http://segudang-cerita-tua.blogspot.com/2010/05/hp-hanjakal-pisan.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H