Charlie Hebdo, Mingguan Charlie.
Teman saya mengatakan, “Pasti mingguan ini milik orang Indonesia!” Seakan meragukan ucapannya ia melanjutkan bahwa paling tidak jurnalisnya adalah orang Indonesia banget.
Sidik punya selidik, ternyata ia mengaitkan antara nama dengan beberapa kartun kontraversial yang pernah dimuat di halaman muka mingguan tersebut.
Seperti diberitakan beberapa media, paling tidak Mingguan Charlie telah memuat 10 kartun kontraversial. Mulai dari gambar tengkorak Michael Jackson, Paus Benedictus XVI dan paling banyak tentang muslimin. Beberapa diantaranya memvisualisasikan rekaan Nabi Muhammad saw, yang dilengkapi embel-embel sarkasme.
Charlie Hebdo edisi 1 Oktober 2014 bahkan menampilkan gambar yang sangat mengagetkan, seorang laki-laki yang dianalogikan sebagai nabi Muhammad saw dipenggal ISIS.
Dua bulan kemudian, tepatnya Rabu tanggal 7 Januari 2015 menjelang tengah hari waktu setempat dua orang bertopeng memberondong penghuni kantor Charlie Hebdon yang sedang rapat redaksi. 12 orang tewas, diantaranya 3 orang kartunis dan editor-in-chief majalah terebut Stephane Charbonnier. Termasuk seorang polisi yang mengawal pimpinan redaksi tersebut.
Serangan terebut dianggap sebagai serangan terburuk selama setengah abad terakhir, dirancang dengan baik dan matang sehingga selesai menjalankan aksinya, kedua pelaku dapat lolos dengan mudah tanpa hambatan yang berarti.
Selain itu, keduanya mengarahkan Kalashnikov tepat di dada dan kepala sasaran. Peluncur roket pun digunakan dalam aksi mereka yang sangat terlatih ini.
Presiden Perancis Francois Hollande mengumumkan status darurat tertinggi di Perancis (Indonesia : Siaga I). Untuk mencegah terjadinya serangan lanjutan maka seluruh kantor media massa, pusat perbelanjaan dan museumberada dalam pengawasan ketat polisi.
Kembali kepada soal, Charlie Hebdo dan orang Indonesia banget yang diklaim teman saya tadi. Hebdo yang dalam bahasa asalnya berarti mingguan, diplesetkan olehnya sebagai, “Asli akromin Indonesia, hebring bodor.”
Mungkin, kiratabasa yang dikemukakan teman saya itu dipengaruhi oleh bacaan media juga. Salah satunya adalah bahwa dari 10 gambar/kartun sampul muka Charlie Hebdo yang kontraversial itu 100% satire untuk musliminin.