Mohon tunggu...
Dino
Dino Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 39 Jakarta

Di atas sana, di ladang awan Senyummu membelai matahari yang malu Angin berbisik memperdengarkan Bahwa senyummu meruntuhkan langit yang biru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kasih Tak Bertepi

21 Mei 2024   11:15 Diperbarui: 21 Mei 2024   11:21 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tiap fajar yang menyingsing,
Tersembunyi doa yang tak pernah usai.
Ayah dan ibu adalah cahaya sang mentari pagi,
Yang menyinari langkah sang buah hati tanpa henti.

Di setiap peluh yang mengalir deras,
Dalam tetesan air mata dan kucuran doa,
Ada cinta yang tak terhingga.
Ayah dan ibu berjuang tanpa mengenal letih dan lelah,
Demi masa depan sang buah hati yang cerah.

Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa,
Mereka adalah malaikat penjaga yang dikirim Tuhan,
Yang hadir dalam senyap dan kesederhanaan.
Di balik senyum dan tawa yang terukir,
Tersimpan banyak cerita tentang pengorbanan yang maha besar.

Ketika malam menyelimuti dengan dingin,
Ayah dan ibu tetap terjaga di dalam doa-doanya.
Mengiringi setiap langkah dan impian sang buah hati,
Dengan harapan dan cinta yang tiada tara dan tiada banding.

Mereka adalah akar yang kokoh,
Menghujam jauh ke dalam hati dan mengikat ke seluruh darah,
Menjadi penopang pohon kehidupan anak-anaknya.
Dalam setiap bait nasihat dan pelajaran kehidupan,
Terdapat harapan untuk masa depan yang gemilang sang buah hati.

Tiada keluh dan kesah dalam setiap perjuangan,
Hanya cinta dan kasih sayang yang tulus dan abadi.
Ayah dan ibu adalah cahaya dalam gelap,
Petunjuk jalan dalam kegelapan dunia dan akhirat.

Setiap hari adalah perjuangan tanpa henti,
Namun senyum sang buah hati adalah obat penawar lelah.
Mereka rela memberi tanpa meminta kembali,
Karena kasih mereka adalah cinta sejati.

Dalam pelukan dan dekapan ayah dan ibu,
Sang buah hati menemukan tempat paling aman dan ternyaman.
Di sana, cinta dan kasih bersatu,
Menjadi pondasi yang koko dan tak tergoyahkan.

Ayah dan ibu adalah segalanya,
Tempat sang buah hati berlabuh saat badai kehidupan menerpa.
Perjuangan mereka adalah anugerah,
Yang tak ternilai oleh apapun di dunia.
Air mataku menetes mengenang mereka,
Ayah ibu, aku baik-baik saja di sini berkat doa kalian.
Terima kasih Tuhan Engkau kirimkan malaikatmu untuk menjagaku.
Jagalah mereka sebagaimana mereka menjagaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun