Di balik senja yang merona jingga,
Hatiku terukir namamu dalam sunyi.
Namun rinduku hanya bertepuk sebelah tangan,
Bagai bayang yang tak pernah kau lihat.
Setiap kata yang terucap dalam doa,
Mengiringi langkahmu yang kian menjauh.
Aku mencinta dalam diam yang pilu,
Menanti harap yang tak kunjung tiba.
Bintang malam menjadi saksi,
Akan perasaan yang kupendam dalam hati.
Kau bagai purnama yang jauh di angkasa,
Tak tersentuh, tak tergapai oleh jemariku.
Kucoba sampaikan lewat tatap mata,
Namun pandangmu beralih tanpa jejak.
Kau tak pernah tahu, tak pernah peka,
Pada cinta yang tulus di hatiku tersemat.
Setiap senyum yang kau beri pada dunia,
Menggoreskan luka dalam di jiwaku.
Aku tetap bertahan dalam harapan semu,
Meski tahu kau tak akan pernah menjadi milikku.
Bagai hujan yang jatuh di gurun pasir,
Cintaku tak mampu menyuburkan hatimu.
Ia menguap dalam panasnya kenyataan,
Tersisihkan dalam sepi dan kesendirian.
Namun, meski cinta ini tak berbalas,
Aku tetap mencinta dengan segenap rasa.
Karena dalam hatiku kau tetap indah,
Meski hanya bayang, tak pernah nyata.