Aku dan hari ini, sebuah kata ungkapan tentang apa aku di hari ini, ingin seperti apa, harus berbuat apa, harus bagaimana bersikap dan menjadi apa setelah hari ini.
Sebuah ironi di kala kita masih stagnan dan mempunyai pikiran yang beku. Aku dan hari ini adalah beban pola pikir yang menimpa bahu, aku ingin menatap masa depan dengan angkuh, karena mereka yang lemah akan tergilas dengan waktu, terbunuh oleh masa yang sepi, senyap dan kelam.
Aku butuh booster penyemangat hari, aku butuh sebuah senyum dan sapaan dari mereka yang selalu mendukungku terlepas dari apa dan bagaimana keadaanku hari ini dan esok. Aku butuh mereka yang tulus membutuhkan aku, bukan mereka yang datang ketika mereka mencari nyala lilin untuk penerang dan meniupnya ketika mereka mendapatkan apa yang mereka cari.
Aku dan hari ini, pukul 11. 26 matahari terik mentereng sejak pukul 6 pagi. Aku adalah pribadi yang berbeda pada hari ini, pribadi yang akan terik menapak setapak hari esok, pribadi yang akan tersenyum menanti hari esok, pribadi yang akan selalu teguh memegang cinta dan kerinduan akan sebuah senyum yang dapat meruntuhkan langit, pribadi yang harus bermanfaat bagi sesama.
Aku dan hari ini, adalah aku yang selalu hadir di setiap nafas dan degub jantungmu dan akan abadi dalam aliran darahmu, sampai ujung penantian masa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H