Mohon tunggu...
Aldiano Majid
Aldiano Majid Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sesosok mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga | Berjuang untuk meraih kesuksesan dengan cara yang benar dan tepat | @dinoaldiano

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dilema Seorang Sales Promotion Girl (SPG)

20 September 2012   02:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:12 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1348107424107692526

[caption id="attachment_199926" align="aligncenter" width="333" caption="Sales Promotion Girl (SPG)-dokumentasi pribadi"][/caption]

Tidak semua orang mengenal dunia SPG, begitupula dengan kaum perempuan. Menurut hasil wawancara saya kepada para SPG, mereka mengenal dunia perSPGan itu sendiri dari pergaulan, yaitu melalui ajakan teman. Melaui ajakan dan melihat teman berhasil atau lebih “mapan” dengan SPG-an lah yang mempengaruhi seorang wanita juga ikut terjun dalam dunia SPG.

Dimana ternyata dunia SPG tersebut membawa banyak pengaruh dalam kehidupan mereka. Pengaruh pergaulan, dimana SPG mendapatkan lingkungan baru, teman-teman baru yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng yang punya barang-barang bagus dan mewah dari pekerjaan sebagai SPG itu sendiri. Dimana memiliki pergaulan seperti itu membawa kebaggaan dari sebagian perempuan namun ada juga yang mengalami ‘dilema’ bagaimana untuk menyesuaikan pergaulan.

Sebagian orang melihat SPG sebagai suatu pekerjaan yang agak negative dikarenakan tampilan SPG yang diharuskan menjaga professional kerjanya dengan blush on yang tebal, make up yg tebal, dan lifstick yang mencolok mata. Namun SPG juga tetap menjalankan pekerjaannya tersebut dikarenakan mereka memiliki motivasi sendiri dalam menjalankan profesi tersebut

Gender dan kesetaraan perempuan merupakan kondisi untuk bisa mewujudkan persamaan hak antara perempuan dengan laki-laki. Untuk persamaan hak dalam bidang pekerjaan, sekarang banyak perempuan yang memiliki profesi sama seperti laki-laki, kondisi ini yang memberikan kesempatan bagi perempuan untuk bisa menentukan profesi sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki, dan sebagai contohnya Sales Promotion Girl (SPG) yang menjadi pilihan profesi bagi perempuan.

Dalam profesi SPG ada beberapa peluang yang menjadi alasan perempuan untuk memilih profesi ini, peluang tersebut antara lain: untuk memenuhi kebutuhan, mendapatkan penghasilan, untuk eksistensi diri, menambah ketrampilan diri, bisa berkomunikasi dengan orang lain, bisa memahami karakteristik orang lain, bisa menambah wawasan, bisa menambah jaringan relasi yang luas, sebagi batu loncatan untuk pekerjaan yang lain, bisa mendapatkan peluang bisnis, dan adanya peluang kerja di berbagai bidang. Hal ini menjadikan peluang yang besar bagi perempuan yang bekerja sebagai SPG.

Selain peluang adanya tantangan dalam profesi SPG merupakan sebuah profesi yang memiliki resiko, yang bisa merugikan bagi perempuan. Tantangan ini bisa berasal dari Intern antar sesama perempuan yang berprofesi SPG maupun tantangan dari luar profesi SPG itu sendiri. Ada kalanya hal ini disalahgunakan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab dan menggunakan kesempatan yang ada. Hal ini yang kadang justru dimanfaatkan oleh sebagian perempuan yang ingin menjadi SPG, dikarenakan ada kepentingan tersembunyi dalam menjalan profesinya sekarang. Dengan  adanya pengaruh-pengaruh yang negatif, dimungkinkan bahwa SPG juga bisa terjerumus dalam perilaku yang salah, seperti halnya SPG yang nakal, yang “bisa pakai” atau biasa disebut bispak.

Dilema dalam memilih profesi SPG bagi perempuan adalah disebabkan adanya faktor yang harus memilih profesi tersebut. Keluarga menjadi alasan atau faktor yang pertama, perempuan yang berprofesi sebagai SPG yang sebagian sudah berkeluarga harus memenuhi kebutuhan dan menafkahi keluarganya, sehingga harus tetap bekerja meskipun ada resikonya. Faktor kedua yaitu pendidikan, perempuan yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah memilih profesi SPG karena tidak menuntut tingkat pendidikan yang tinggi, dengan modal fisik badan dan kecakapan berkomunikasi, bisa bekerja sebagai SPG.  Pergaulan menjadi faktor ketiga yang menjadikan perempuan memilih profesi SPG sebagai pekerjaanya. Hal ini dikarenakan pengaruh teman dan lingkungan yang memperlihatkan profesi SPG merupakan profesi yang mudah dalam mendapatkan uang dan bisa memiliki barang-barang yang mewah dan berkelas.

Dari beberapa faktor tersebut kini kita tidak dapat memandang rendah mengenai profesi SPG yang dimata masyarakat cenderung meremehkan profesi SPG sebagai bagian dari pekerjaan seorang wanita. Dan dengan adanya faktor tersebut menimbulkan kondisi yang menjadikan perempuan untuk memilih SPG sebagai pilihan profesinya.

Berpikirlah secara Obyektif saudara !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun