Mohon tunggu...
Dinno Zikriady
Dinno Zikriady Mohon Tunggu... Penulis - Karena hati punya banyak sisi

Seorang penulis yang bangun di pagi hari dan tidur di malam hari

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Toleransi dalam Intoleransi

16 November 2020   11:40 Diperbarui: 16 November 2020   11:47 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah bagaimana awal mulanya, namun kata 'toleransi' acapkali terdengar lantang di negara ini. Berbagai tokoh tampil di layar kaca berdebat mengusung topik seputar toleransi dan intoleransi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencatat bahwa kata 'toleransi' ini memiliki arti salah satunya "sifat atau sikap toleran". Baiklah, berarti kata 'toleransi' ini dapat disimpulkan sebagai pengembangan lebih lanjut dari kata 'toleran'.

Saat beralih mencari definisi dari kata 'toleran' di KBBI, maka yang muncul adalah "bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri."

Dengan penjelasan demikian, maka sudah jelaslah bahwa kata 'toleran' ini terfokus kepada sifat dan sikap menghargai, membiarkan, dan membolehkan.

Semuanya tampak baik-baik saja karena penggunaan narasi dan tata bahasa yang demikian mudah dicerna. Namun benarkah sesederhana itu? Bila mau jujur, ternyata jawabannya adalah tidak, dalam gaya bahasa anak muda maka situasi seperti ini akan secara cepat diberi label dengan "tidak semudah itu, Ferguso."

Sifat atau sikap toleran menghendaki kita untuk menghargai, membiarkan, bahkan membolehkan pendirian yang bertentangan dengan pendirian kita sendiri. Terdengar sangat berpotensi berujung pada sebuah paradoks, karena pertanyaan selanjutnya yang timbul pastinya adalah bagaimana posisi sikap toleran ini saat harus berhadapan dengan lawannya, sikap intoleran.

Bukankah orang yang mengaku memiliki sikap toleran harus bersedia membiarkan (bahkan membolehkan) orang-orang yang memiliki sikap intoleran? Bagaimana bisa disebut memiliki sikap toleran ketika ruang-ruang bagi sikap intoleran untuk berkembang dan diterima masyarakat tidak pernah secara adil diberikan?

Selamat Hari Toleransi Internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun