media sosial menjadi bagian penting kehidupan sehari-hari. Media sosial menawarkan sisi positif,dan sisi negatif khususnya pada remaja.
Dalam dua dekade terakhir, teknologi digital telah mengubah cara manusia berkomunikasi dan berinteraksi, denganMedia sosial, jika dimanfaatkan dengan bijak, dapat menjadi alat yang sangat mendukung kesehatan mental. Salah satu manfaat utamanya adalah kemampuannya untuk menjembatani jarak fisik. Sebagai contoh selama pandemi COVID-19, Ketika masyarakat dihadapkan pada pembatasan sosial, platform media sosial menjadi sarana utama untuk tetap terhubung dengan keluarga, teman, dan komunitas. Penelitian Illat et al. (2023) menunjukkan bahwa komunikasi yang terjalin melalui media sosial dapat membantu mengurangi rasa kesepian dan isolasi, yang dapat memengaruhi kesehatan mental. .
Disisi lain media sosial juga memiliki risiko yang tidak bisa diabaikan. Perbandingan sosial yang berlebihan, terutama di kalangan remaja, sering kali memicu rasa rendah diri dan kecemasan. Sebuah survei menunjukkan bahwa 35% remaja khawatir dengan penampilan mereka di media sosial, sementara 22% merasa tidak percaya diri ketika unggahan mereka tidak mendapatkan respons yang diharapkan (https://www.siloamhospitals.com). Pada masa pandemi, peningkatan paparan berita negatif melalui media sosial juga berkontribusi pada meningkatnya frekuensi depresi dan kecemasan di kalangan pengguna, terutama jika tidak disertai dengan regulasi emosi yang baik (Septiana 2021).
Resiko lainnya yaitu cyberbullying, cyberbullying menjadi ancaman serius, terutama bagi remaja. Korban sering kali mengalami penurunan citra diri, kecemasan, bahkan depresi (Septiana 2021). Selain itu, penelitian juga mencatat bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memicu kecanduan, mengganggu tidur, dan mengurangi kemampuan untuk fokus(Septiana 2021).
Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, diperlukan upaya yang terintegrasi dari berbagai pihak. Salah satu solusinya adalah dengan meningkatkan literasi digital, khususnya di kalangan remaja, agar mereka mampu menggunakan media sosial secara sehat dan bertanggung jawab. Orang tua dan pendidik juga perlu berperan aktif dalam memberikan edukasi serta membangun diskusi terbuka tentang pengalaman digital anak-anak. Selain itu, pengaturan waktu penggunaan media sosial, seperti menetapkan batas waktu layar dan mengalihkan perhatian ke aktivitas offline yang positif, dapat membantu menjaga keseimbangan mental. Dengan langkah-langkah ini, media sosial dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung kesehatan mental tanpa mengorbankan kesejahteraan penggunanya.
Secara ringkas Media sosial adalah inovasi yang membawa manfaat besar sekaligus tantangan signifikan. Di satu sisi, media sosial dapat mempererat hubungan sosial, yang memberikan dukungan positif secara emosional. Disisi lain , jika penggunaannya tidak terkelola dengan baik, media sosial dapat memicu masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan kecanduan. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan dari orang tua dan masyarakat sehingga media sosial dapat di manfaatkan secara bijak untuk tujuan positif serta meminimalkan resiko dampak negatifnya.
.
Daftar Pustaka
Ilat, Irene Preisilia, Jufita Tapada, Claudia Durandt, and Febrianti Koyongian. 2023. "Dampak Penggunaan Media Sosial Bagi Kesehatan Mental Remaja." Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9 (10): 830--37.
Septiana, Nila Zaimatus. 2021. "Dampak Peggunaan Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Dan Kesejahteraan Sosial Remaja Dimasa Pandemi Covid-19." Nusantara of Research: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri 8 (1): 1--13. https://doi.org/10.29407/nor.v8i1.15632.
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/pengaruh-media-sosial-terhadap-kesehatan-mental-remaja diakes pada tanggal 13 November 2024.