Mohon tunggu...
Dinni Nurdianti Utami
Dinni Nurdianti Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

saya tidak terlalu suka menulis, tetapi saya suka membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Altruistic Filicide Pembunuhan Anak atas Dasar Cinta dan Kebaikan

19 Juni 2023   21:17 Diperbarui: 19 Juni 2023   21:25 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikutip dari REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang ayah di Gresik tega membunuh anak kandungnya yang sedang terlelap tidur pada Sabtu (29/4/2023). Berdasarkan pengakuannya, sang ayah melakukan perbuatan keji tersebut karena ingin anaknya masuk surga dan tak melihat perilaku sang ibu yang bekerja sebagai lady companion (LC).

Pelaku menusuk korban sebanyak 24 kali dengan menggunakan pisau dapur. Semua tusukan diarahkan pelaku ke arah punggung anaknya. Dari puluhan tusukan tersebut, tiga di antaranya tembus bagian dada dan mengenai jantung korban. 

Adapun kasus lainnya yang pernah terjadi pada tahun lalu yaitu seorang ibu di Brebes juga tega merenggut nyawa tiga anaknya sendiri dengan alasan "demi kebaikan". Sang ibu mengaku melakukan pembunuhan tersebut karena ingin menyelamatkan anak-anaknya dari kemiskinan agar tidak hidup susah.

Pembunuhan anak yang dilakukan oleh orang tua dengan alasan "demi kebaikan anak" dikenal pula sebagai altruistic filicide. Altruistic filicide adalah tindakan pembunuhan secara sengaja yang dilakukan kepada anak atas dasar "cinta". Lantas apakah hal tersebut berwujud kebaikan?

Altruistic Filicide merupakan tindakan membunuh anak kandung sendiri dengan keyakinan bahwa itu demi kepentingan terbaik anak.Tindakan membunuh tersebut termasuk tindakan yang tercela secara moral dan sosial. Sementara beberapa mungkin berpendapat bahwa orang tua memiliki hak untuk membuat keputusan untuk anak mereka, mengambil nyawa mereka bukanlah pilihan yang tepat dan dapat diterima. Gagasan bahwa membunuh seorang anak dapat dibenarkan dengan mengklaim bahwa itu demi kebaikan mereka sendiri adalah salah dan berbahaya.

Pertama, ada pilihan lain yang mungkin dapat menjadi opsi pertama bagi orang tua yang percaya bahwa anak mereka lebih baik mati. Mencari bantuan ataupun mencari orang yang bersedia menerima anak mereka itu ada di opsi kedua yang mungkin mereka kurang pikirkan. Kedua, mengambil nyawa seseorang tanpa persetujuan mereka tidak pernah dibenarkan. Anak anak memiliki hak untuk hidup dan tumbuh bebas dari bahaya.

Selain itu, Altruistic Filicide  menjadi kasus yang berbahaya. Jika kita membiarkan orang tua membunuh anak-anak mereka karena mereka yakin itu demi kepentingan terbaik anak, lalu tindakan lain apa yang dapat dibenarkan berdasarkan alasan ini?

Kesimpulannya, Altruistic Filicide tidak boleh dianggap sebagai pilihan yang dapat diterima oleh orang tua dan tidak dibenarkan. Itu bertentangan dengan hak asasi manusia dan menjadi kasus berbahaya untuk tindakan di masa depan. Selalu ada alternatif yang tersedia yang tidak melibatkan pengambilan nyawa seseorang.

Referensi

https://ameera.republika.co.id/berita/ru10f7425/kasus-ayah-bunuh-anak-kandung-di-gresik-mengapa-orang-tua-tega-menyakiti-anak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun