Mohon tunggu...
Dinda Annisa
Dinda Annisa Mohon Tunggu... Freelancer - Penterjemah Lepas

Based in Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

ASEAN Lebih Suka Menggunakan Dialog dalam Menghadapi China yang Agresif

2 Juli 2022   16:48 Diperbarui: 2 Juli 2022   16:52 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar webinar internasional tentang China | Sumber: CSEAS

Dalam pidatonya, pakar utama Australia tentang Laut China Selatan (LCS) Prof. Carlyle Thayer, menggambarkan China sebagai negara keamanan, yang telah melepaskan teror di China melalui pengawasan terus-menerus, mata-mata dan pemantauan ketat semua aktivitas dari 1,45 miliar orang.

Thayer, seorang profesor emeritus di University of New South Wales di Canberra, Australia, mengecam China karena aktivitasnya yang memaksa dan mengintimidasi di LCS. Dua hal ini sedang dilakukan oleh penjaga pantai China, milisi maritim dan armada penangkap ikan di LCS.

"Mereka melecehkan kapal penegak hukum maritim negara-negara pesisir dan kapal penangkap ikan mereka. Mereka melecehkan kapal survei hidro karbon asing untuk melayani perusahaan minyak nasional," kata Thayer.

China, menurut Tahyer, mengancam negara-negara yang tidak akan mengikuti garis China. Ia mencontohkan Australia yang menolak bergabung dengan Belt and Road Initiative (BRI) China. Australia juga mengkritik China karena tidak transparan tentang asal muasal pandemi COVID-19, yang dimulai di Wuhan, China, pada bulan Desember 2019 dan menyebar ke seluruh dunia.

"Australia, sebagai negara kecil, sedang dihukum karena gagal memenuhi tuntutan China," ungkap Thayer.

"Itulah objek pelajaran bagi negara-negara lain di kawasan ini."

Pembicara lain Dr. Premesha Saha, seorang associate fellow di Observer Research Foundation di New Delhi, mengatakan bahwa India telah menghadapi ancaman dari China terkait masalah perbatasan. Pada bulan Juni 2020, pasukan kedua negara bentrok di lembah Galwan di mana beberapa tentara tewas dari kedua belah pihak.

India, menurut Saha, sangat mendukung sentralitas ASEAN dan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

"ASEAN adalah geografi pusat Indo-Pasifik," tutur Saha.

Perbedaan antara China dengan India adalah pendekatan mereka terhadap Asia Tenggara.

China mengklaim memiliki hubungan yang sangat baik dengan negara-negara ASEAN. Namun beberapa negara ASEAN tidak mempercayai China akibat perilaku agresif dan klaim ilegalnya di LCS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun