"Bangladesh memiliki rekam jejak pertumbuhan dan pengurangan kemiskinan yang mengesankan. Negara ini telah menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia selama dekade terakhir, didukung oleh dividen demografis, ekspor garmen siap pakai (RMG) yang kuat dan kondisi ekonomi makro yang stabil," papar Bank Dunia dalam sebuah pernyataan pada tanggal 3 Oktober lalu.
Pada tahun 2019, jumlah penumpang udara yang diangkut ke Bangladesh yang berpenduduk sekitar 40 juta orang kelas menengah adalah 5.96 juta. Jumlah penumpang udara Bangladesh meningkat dari 1.33 juta pada tahun 2000 menjadi 5.96 juta pada tahun 2019 dengan pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 9.11 persen.
Menurut IATA, Bangladesh mengalami penurunan 49 persen dalam permintaan penumpang untuk perjalanan udara pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 akibat pandemi COVID-19. Maskapai penerbangan Bangladesh mengalami penurunan pendapatan sebesar $1.09 miliar di tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019. Industri penerbangan diharapkan akan pulih sepenuhnya pada tahun 2024. Â Â
Hal serupa juga terjadi di Indonesia, yang industri penerbangannya terpukul keras oleh pandemi COVID-19.
Masyarakat harus menunggu berakhirnya pandemi COVID-19 untuk menyadari potensi kerja sama antara Bangladesh dan Indonesia.
Namun kedua negara dapat mempersiapkan landasan selagi menunggu berakhirnya COVID-19. Webinar adalah langkah pertama ke arah itu.
"Jelas bahwa webinar akan membawa kedua regulator penerbangan sipil, manajemen puncak maskapai dan pemangku kepentingan terkait dari kedua negara lebih dekat dan kerja sama di masa depan dalam penerbangan akan menunjukkan beberapa hasil yang bermanfaat," ujar Mostafizur, yang juga merupakan seorang pilot.
Hubungan antara Bangladesh dan Indonesia layak untuk ditransformasikan menjadi kemitraan strategis. Sudah ada niat baik dan hubungan baik di antara para pemimpin kedua negara.
Perdana Menteri Bangladesh Hasina mengunjungi Indonesia pada tahun 2011, 2015 dan 2017 sementara Presiden Indonesia Joko Widodo mengunjungi Bangladesh di tahun 2018 untuk meningkatkan hubungan bilateral.
Perdagangan bilateral meningkat 72.57 persen menjadi $1.84 miliar selama delapan bulan pertama tahun ini, peningkatan besar dari $1.06 miliar selama periode yang sama pada tahun 2020. Total perdagangan bilateral sebesar $1.76 miliar pada tahun 2020.
Indonesia mengekspor batubara, minyak sawit, LNG, suku cadang otomotif, rempah-rempah dan karet ke Bangladesh. Baru-baru ini, PT INKA Indonesia memasok 400 gerbong kereta ke Bangladesh.