Mohon tunggu...
Dinna Rahmah
Dinna Rahmah Mohon Tunggu... Lainnya - Saya adalah seorang mahasiswa di Pamulang University

Love yourself before you loves someone

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desa Produktif

7 Oktober 2021   09:22 Diperbarui: 7 Oktober 2021   09:28 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Produktif

Di era pandemic ini masyarakat di seluruh dunia memang menjadi susah untuk berpergian kemana-mana dampaknya terlalu besar untuk mereka yang bekerja karna supply dalam negri jadi berkurang dan perusahaan mau tidak mau mengurangi karyawan-karyawan nya untuk bisa menggaji seperti biasa dan supply masih terus berjalan , bukan hanya kesehatan saja yang harus dijaga tetapi per-ekonomian masyarkat juga, jika dia tidak kreatif dan inovatif di zaman ini dia tidak kan bertahan lama karna tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari ,, karna tingkat pengguran yang semakin meningkat dari hari ke hari dan untuk mencari pekerjaan pun semakin sulit.

Di Kabupaten Sragen tepatnya di Kelurahan Sambirambe ada Desa yang bernama "Desa Produktif" yang mana di setiap rumah di desa itu mereka "menenun dan membuat mebel". Mereka juga tetap melaksanakan prokes Kesehatan karna mereka mengerjakan nya dirumah masing-masing yang mana sangat efektif sekali untuk mereka khususnya perempuan-perempuan disana dan mereka juga telah melakukan Vaksinasi Covid-19 dosis ke2 baru-baru ini.

Awal nya memang tidak sebanyak ini untuk menenun dan membuat mebel tetapi karna pademic ini mereka di rumah saja jadi mereka membuat jalan per-ekonomian (Mata pencaharian) mereka sendiri sambil melestarikan kebudayaan Indonesia. Dampak nya lingkungan sekitar pun tahu / terkenal bahwa ada kelestarian budaya dalam desa ini yaitu Mebel dan Menenun sarung Goyor. Tidak ada perbedaan gender untuk mengerjakan Tenun ini tetapi untuk Mebel mayoritas yang mengerjakan adalah Laki-laki.

"Alhamdulillah karna adanya menenun ini saya bisa membeli kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari saya dan keluarga. Setiap satu kain Goyor yang sudah jadi ini dijual 70 Ribu dan kalo kita rajin mengerjakannya dalam seminggu kita bisa dapet 10 kain, tetapi karna saya itu ibu rumah tangga saya bisa mendapatkan 4 kain dalam seminggu, saya sangat bersyukur untuk itu karna di Pandemic ini juga saya ngerti kalo susah untuk mencari uang" ucap Ibu Harmi (Ibu rumah tangga) 05/10/21.

"Masyarkat disini yang mata pencahariannya mebel biasanya mereka itu buatnya dipet (Almari yang baru jadi/masih mentah) tapi ada juga yang buat meja/kursi. Mebel memang bukan khas desa sini tetapi masyrakat desa sini banyak yang buat mebel untuk ikut melestarikan budaya Indonesia dan juga menjadikannya mata pencaharian mereka sehari-hari" ucap Mba Silvia (Mahasiswi) 06/10/21.

Desa Produktif ini memang bukan tempat asal usul dari menenun dan membuat mebel , tetapi mereka ingin melestarikan dua budaya itu dan menjadikannya juga mata pencahrian mereka sehari-hari, apalagi mereka juga bisa mengerjakan nya di rumah masing-masing yang mana sangat efektif untuk mereka juga. Dinamakan "Desa Produktif" itu karna mereka bisa mencari peluang bisnis mereka walau dalam situasi yang sulit ini (Pandemic).

Dokumentasi

 

whatsapp-image-2021-10-07-at-02-03-29-2-615e571f3ec8e01a070fedd2.jpeg
whatsapp-image-2021-10-07-at-02-03-29-2-615e571f3ec8e01a070fedd2.jpeg
whatsapp-image-2021-10-07-at-02-03-30-615e57573ec8e012510722c2.jpeg
whatsapp-image-2021-10-07-at-02-03-30-615e57573ec8e012510722c2.jpeg
whatsapp-image-2021-10-07-at-02-03-32-615e57680101903cd671ce12.jpeg
whatsapp-image-2021-10-07-at-02-03-32-615e57680101903cd671ce12.jpeg
(Kegiatan masyarkat di desa produktif yang diambil pada 06 Oktber 2021).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun