Mohon tunggu...
Din Nana
Din Nana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Linggosari: Keindahan Alam dan Toleransi dalam Beragama

9 Oktober 2023   06:25 Diperbarui: 9 Oktober 2023   07:23 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Linggoasri adalah sebuah desa yang terletak di tengah-tengah keindahan alam yang menakjubkan. Berada di Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa tengah. Terletak diantara pegunungan yang hijau dan dikelilingi sungai yang jernih. Di desa Linggoasri tidak hanya sebuah tempat yang memukau bagi mata, tetapi juga membuat hati tenang dengan adanya keragaman agama yang saling menjunjung tinggi toleransi.

Ditengah-tengah keragaman agama yang ada di desa Linggoasri ini, masyarakatnya telah menunjukan contoh nyata tentang arti dalam Bhinneka Tunggal Ika sebagaimana semboyan bangsa Indonesia. Keindahan alam desa Linggoasri ini menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis. Setiap pagi di mulai dengan suara adzan dari masjid dan mushola setempat yang menggema diantara perbukitan, mengingatkan umat Islam untuk beribadah. Namun yang menarik adalah bahwa suara adzan ini tidak pernah menjadi penyebab pertentangan. Bahkan sebaliknya, itu adalah salah satu aspek dari keragaman agama yang mengisi desa Linggoasri ini.

Meskipun desa ini memiliki penduduk yang menganut berbagai agama, seperti islam, budha dan katholik. Yang mana desa Linggoasri merupakan tempat dimana beragam keyakinan ini bersatu dalam kerukunan.

Desa Linggoasri ini terdapat lima dukuh yang pertama ada dukuh Bojonglarang yang jumlah Penduduknya 213 menganut agama Islam, kemudian Dukuh sadang jumlahnya ada 597 penduduk mayoritas beragama Islam dan ada 2 orang yang menganut agama Hindu. Ketiga, Dukuh Linggo dengan jumlah 507 penduduk 223 beragama Hindu dan 281 beragama Islam. Kemudian 2 menganut Budha dan 1 orang beragama Katholik. Selanjutnya Dukuh Yosorejo jumlah 402 penduduk  mayoritas beragama Islam dan 20 orang beragama Hindu. Yang Terakhir ada Dukuh Rejosari dengan jumlal 296 penduduk beragama Islam dan 5 orang beragama Hindu.

Masyarakatnya telah belajar untuk menghormati ritual dan perayaan agama satu sama lain bahkan juga dalam merayakannya. Inilah bukti nyata bagaimana toleransi dalam beragama yang dapat menjadi kekuatan yang mempersatukan masyarakat dalam perbedaan.

Perdidikan dan dialog antaragama menjadi faktor penting dalam memelihara toleransi. Sekolah di desa Linggoasri ini memberikan pendidikan agama yang inklusif, mengajarkan nilai-nilai saling menghormati dan mendorong dialog antaragama.
Melalui pendekatan dialog dan komunikasi ini para generasi muda desa Linggoasri diajarkan untuk tidak hanya memahami agama mereka sendiri tetapi juga menghargai dan menghormati agama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun