Sebelum lebih jauh menjelaskan tentang Perspektif Global, lebih baiknya lagi kita mengetahui terlebih dahulu apa itu Global dan Globalisasi. Di dalam kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, mengartikan global dengan “concerning the whole earth”. Hal tersebut merupakan sesuatu hal yang sangat berkaitan erat dengan dunia, internasional, atau seluruh alam semesta di muka bumi ini. Seseuatu hal di sini dapat berupa masalah, kejadian, kegiatan, atau bahkan sikap yang berkaitan dengan masalah. Kita ambil contoh kebakaran hutan menimbulkan asap dan dapat berdampak global di mana negara lain di Asia Tenggara bahkan di seluruh Asia mengalami sesak nafas.
Contoh lainnya seperti program nuklir di Iran yang bertujuan untuk perdamaian membangkitkan sikap positif dan juga negative dari berbagai negara di dunia. Negara-negara Islam di seluruh dunia sangat mendukung hal tersebut, namun beda halnya dengan Amerika yang sangat menentangnya.
Hal yang dapat mempengaruhi dunia ini tidak hanya berkaitan dengan kejadian politik dan kenegaraan saja, akan tetapi dapat berupa gangguan lingkungan seperti penebangan hutan secara liar, polusi udara sebab industry dan kejadian lainnya.
Dari beberapa contoh di atas dapat dikatakan sebagai isu-isu yang harus kita ketahui dalam perspektif global. Sekarang apa sih yang dimaksud dengan perspektif global itu?
Perspektif global merupakan suatu cara pandang atau cara berpikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan yang dilihat dari sudut pandang global yaitu dari sisi kepentingan yang mendunia atau internasional. Oleh sebab itu, sikap dan perbuatan kita diarahkan kepada yang mengglobal atau mendunia.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa dalam perspektif global ini guru dan peserta didiknya secara bersama-sama harus mampu mengembangkan perspektif dan keterampilan dalam menyelidiki sesuatu hal yang berkaitan dengan isu-isu global. Isu global ini tidak lain yang menyangkut lingkungan, hak asasi manusia, keadilan, studi tentang dunia, dan pengembangan Pendidikan.
Di dalam perspektif global kita harus benar-benar berpikir secara global atau mendunia dan dalam bertindak dapat secara local (think globally and act locally). Dengan begitu perlu kita tanamkan apa-apa yang dilakukan itu akan mempengaruhi dunia secara global. Oleh sebab itu, hal ini perlu ditanamkan kepada diri murid atau peserta didik bahwa kehidupan kit aitu bagian dari kehidupan dunia. Kita tidak dapat berkembang tanpa adanya hubungan dan komunikasi dengan dunia luar, dan kita hidup pun sebab adanya saling ketergantungan dan saling membutuhkan. Contoh kecilnya di dalam keluarga di antara anggota keluarga pasti hidup kita saling bergantungan dan membutuhkan, begitu pun di kehidupan masyarakat secara luas, dan bahkan secara globalnya pun antar negara itu saling membutuhkan sehingga terjalin kerja sama di antara negara-negara tersebut.
Sebagai guru IPS seyogyanya kita harus mempersiapkan diri sebagai komunikator atau penghubung dengan dunia luar. Untuk itu seorang pendidik perlu :
Pertama, Tertarik dan peduli terhadap kejadian dan kegiatan baik dengan masyarakat local, nasional, dan mengglobal.
Kedua, Secara aktif mencari dan menyimpan informasi yang sifatnya mendunia.
Ketiga, Memiliki sifat terbuka, mau menerima setiap adanya pembaruan.
Keempat, Mampu menyeleksi informasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi budaya masyarakat sekitar.
Berbicara terkait budaya, selain perspektif global, penting juga multicultural dalam pembelajaran IPS di SD/MI. Multukultural atau multikulturalisme ini diberikan pengertian oleh para ahli yang sangat beragam. Secara etimologisnya pada tahun 1950 di Kanada, menurut Longer Oxford Directionary istilah multiculturalme merupakan deviasi kata multicultural menjadi Montreal Times yang menggambarkan masyarakat Montreal sebagai masyarakat multicultural dan multilingual. (Muhaemin el-Ma’hadi, Multikulturalisme dan Pendidikan Multikulturalisme).
Menurut Azyumardi Azra, Identitas dan Krisis Budaya, multicultural pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan ke dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan terhadap realitas keagamaan yang pluralis dan multicultural yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Multikultural ini merupakan sebuah ideologi yang harus diperjuangkan sebab dibutuhkan sebagai etika tegaknya demokrasi, HAM, dan kesejahteraan hidup dalam bermasyarakat. Contoh dari multicultural ini seperti masyarakat muslim yang ada di eropa menginginkan anaknya bersekolah atau mendapatkan Pendidikan yang setara dengan kebudayaannya.
Pelaksanaan pembelajaran multicultural dan mengajarkan siswa agar mampu berspektif secara global ini sangat penting yang dapat dihubungkan dengan sikap dan kepribadian serta sosial guru dan siswanya secara umum dapat menunjukkan hasil yang sangat baik. Hal tersebut dibuktikan bahwa kultur pembelajaran yang baik terkait dengan kepribadian dan sosial guru dan siswa yang menghasilkan hasil yang baik pula.
Tujuan daripada adanya perspektif global dan pembelajaran multikulturan ini adalah untuk menghindari pikiran yang sempit, dan agar siswa mampu berpikir secara terbuka dan mengglobal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H