Bandung Barat (18/7/2022) - Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa dan MBKM” merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan tujuan memberikan pengalaman lapangan kepada mahasiswa secara langsung untuk memperhatikan keadaan masyarakat dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi sehingga menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.
Pada kesempatan ini penulis akan membahas mengenai pelaksanaan KKN Tematik Kelompok 82 yang bertempat di Desa Kertamukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Adapun untuk tema yang diangkat yaitu “Desa Tanpa Kemiskinan”. Didalam tema kelompok besar tersebut terdiri atas beberapa indikator mulai dari kemiskinan, pendidikan, kesehatan, air bersih, hunian layak, dan aset dasar modern. Salah satu indikator hunian layak ini dijadikan sebagai kelompok kecil kami yang beranggotakan 5 orang diantaranya Arman Fathurahman, Dini Nur Laila, Fitria Faizah, Kevin Adirajasa dan Salis Fauzi Azhar.
Sebagai kelompok hunian, kami mengadakan beberapa program kegiatan dengan cakupan wilayah di RW 12 saja. Adapun untuk program kegiatannya yakni: 1) pendataan hunian layak, 2) edukasi rumah sehat, 3) pembuatan maket 2D, 3D, video animasi mengenai rumah sehat dan 4) lomba rumah sehat. Rabu (20/7/2022) wawancara dilakukan dengan Ketua RW 12 Bapak Dadang untuk pendataan hunian yang layak dan tidak khususnya di RW 12 ini. Selain itu, ada beberapa poin penting yang kami tanyakan terkait sumber air warga sekitar RW 12, pembuangan limbah air kotor, pembuangan sampah serta permasalahan lainnya.
Data yang didapatkan dari hasil wawancara tersebut adalah kebanyakan warga RW 12 menggunakan sumber air yang berasal dari sumur bor (dekat masjid) yang dipompa kemudian di sebarkan ke rumah-rumah masyarakat. Begitupun untuk pembuangan air kotornya, masing-masing rumah rata-rata memiliki septic tank. Sedangkan untuk pembuangan sampah khususnya di RW 12 ini dilakukan langsung oleh Bapak Dadang sendiri. Biasanya sampah dikumpulkan lalu diangkut oleh truk untuk dibuang ke (TPA), Gedig. Warga hanya perlu membayar iuran itupun digunakan untuk biaya tempat pengumpulan sampah dan biaya angkut.
Selanjutnya, hasil pendataan rumah kurang layak di RW 12 yang kami dapat berdasarkan sumber dari Bapak dadang, ada 2 rumah yakni rumah Bapak Jaja dan Bu Apong. Sebenarnya untuk keadaan rumah di daerah Kertamukti sendiri sebagian besar sudah berbentuk bangunan permanen namun hanya sebagian masih semi permanen (panggung, bilik, dll). Sebagaimana hasil survey, saat ini kondisi rumah Bapak Jaja sudah berbentuk permanen (tembok/bata). Perubahan yang semula semi permanen menjadi permanen ini adalah dengan adanya bantuan yang diberikan oleh pemerintah.
Namun, dikarenakan adanya keterbatasan dana yang diberikan oleh pemerintah tersebut, ditemui beberapa permasalahan seperti atap bocor, ventilasi yang kurang, kondisi tembok rumah rusak, septic tank yang menggunakan bekas sumur (ada didalam rumah), dan penghuni yang melebihi kapasitas. Sedangkan untuk rumah Bu Apong, kondisi rumah masih berbentuk semi permanen (bilik) dengan kondisi atap rumah yang bocor.
Arah untuk program kedua, terkait edukasi rumah sehat yakni rumah yang aspek-aspek di dalamnya mendukung kesehatan para penghuninya. Jumat (5/8/2022), kami mengadakan sosialisasi mengenai “Edukasi Rumah Sehat” kepada RW 12 termasuk didalamnya RT 01, 02, dan 03.
“Dalam bidang kebersihan di RW 12 ini kesadaran warganya masih kurang, harus selalu kita himbau”.