Mohon tunggu...
Diningtyas Kushendarti
Diningtyas Kushendarti Mohon Tunggu... -

let it flow

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

China? Why Not??

9 Oktober 2013   20:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:45 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

hai, disini saya cuma ingin berbagi pengalaman-pengalaman saya selama di China mulai dari keberangkatanku hingga sampai di China. let's cekidot :))

awalnya saya sama sekali ga menyangka bisa menginjakkan kaki di negara tirai bambu ini, tapi mungkin sesuai pepatah "TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE NEGERI CHINA". Aku sempet berpikiran kok jadi pas banget ya sama pepatah itu hehe :D

Sebenernya saya memang sudah mendapatkan beasiswa unggulan dari DIKTI mulai dari masuk kuliah semester pertama di salah satu universitas swasta di Jakarta yaitu Universitas Esa Unggul. Nah ternyata beasiswa yang saya dapatkan itu mengharuskan para penerima beasiswanya untuk melakukan program double degree (2 tahun di Indonesia dan 2 tahun terakhir di negara luar). Dan pada akhirnya universitas tempat saya kuliah itu melakukan kerjasama dengan salah satu universitas di China yaitu Nanjing Xiaozhuang University.

Setelah mendapatkan kabar seperti itu, sejujurnya saya merasa senang. Siapa sih yang ga senang ?? apalagi itu kesempatan yang jarang dan ga mungkin ada kesempatan yang seperti itu untuk kedua kalinya, tapi di lain sisi saya sedikit sedih karena harus berjauhan dengan keluarga dan sahabat saya di Indonesia. Selain itu timbul kekhawatiran dalam diri saya dan mulai pesimis karena kemampuan bahasa yang saya miliki masih sedikit. Tapi semua itu bisa memacu saya untuk terus maju dan tidak menyerah begitu saja. Sesampainya saya di China semua perasaan sedih dan takut itu lama kelamaan mereda. Memang hari pertama di sini serasa mimpi dan belum percaya bahwa anak yang selama ini bisa di bilang selalu bergantung sama orangtua mendadak hidup sendiri dan berjauhan dengan orangtuanya hehe.

Memang saya baru 2 minggu berada di China, namun sudah menemukan banyak hal yang unik, pengalaman lucu dan juga yang mengejutkan. Berawal dari susahnya mencari makanan halal khususnya untuk saya yang merupakan seorang muslim, ada AC yang bisa berubah menjadi penghangat (kan kalo di Indonesia cuma bisa jadi pendingin), ada pakaian tradisional untuk bayi atau balita yang di bagian bawahnya(depan & belakang) sengaja di buat bolong yang gunanya memudahkan si bayi atau balita itu saat buang air (ga takut masuk angin ya ? haha), dan sebagian besar masyarakat sini masih kurang memahami bahasa inggris. Jadi kalau mau berkomunikasi ya mau ga mau harus lancar berbahasa mandarin.

Masyarakat di china memang seperti membudayakan jalan di setiap aktifitasnya, sampai saya pun akhirnya terbiasa untuk jalan jauh dan sekarang kalau disuruh jalan jauh pun sudah bukan masalah lagi buat saya hehe. Jika kita ingin naik kendaraan umum cukup membuat 1 kartu serbaguna (bisa untuk mrt, bus, taksi gitu). Kendaraan umum di sini pun sebenarnya enak karena kita bisa menggunakan bus atau mrt jika ingin berpergian. Kalau untuk tarif cukup murah kok, naik bus atau mrt hanya sebesar 1,9 yuan jika menggunakan kartu, jika memakai uang cash cukup 2 yuan saja. Biaya kehidupan di sini itu sebenarnya cukup murah di bandingkan di Indonesia (asal jangan di kalikan dengan mata uang rupiah). Tapi alhamdulillah saya free karena biaya kuliah dan living cost untuk di sini sudah di tanggung oleh DIKTI hehe :))

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun