Setiap tahunnya Universitas Kanjuruhan Malang mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pada saat pandemi Covid-19 mewabah  di Negara Indonesia, maka kegiatan KKN ini tetap diberlangsungkan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintahan. Jadi, dalam KKN edisi sekarang mahasiswa diinstruksikan untuk tidak tinggal di tampat KKN, melainkan tetap menjalankan program kerja di tempat masing-masing (online) dan sesekali mengunjungi tempat dilaksanakannya KKN, dua atau tiga kali dalam seminggu.
Menjaga kesehatan sangatlah penting, bukan hanya penyakit flu dan pilek, penyakit demam berdarah juga marak terjadi di musim hujan. Ini karena nyamuk pembawa virus dengue atau demam berdarah berkeliaran di musim hujan. Apalagi, hujan yang turunnya tidak menentu bisa membuat perkembang biakan nyamuk semakin meningkat. Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penularan DBD terjadi karena adanya virus yang dibawa oleh seekor nyamuk dari lingkungan yang kumuh, seperti pekarangan yang dibiarkan terbengkalai, sampah yang tidak diolah dengan benar, dan kurangnya kebersihan didalam rumah. Maka, mahasiswa yang sedang melangsungkan KKN berinisiatif membagikan obat abate dalam memutus rantai penularan penyakit DBD.
Abate merupakan obat antilarva yang mengandung temefos dan biasanya berbentuk pasir berwarna cokelat muda atau keabu-abuan. Di antara pasir yang berwarna cokelat itu, terdapat butiran yang berwarna kemerahan yang berfungsi memastikan efek bubuk abate bisa sampai ke dasar penampungan air. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), temephos adalah bahan kimia yang berupa insektisida fosfat organik nonsistemik. Penggunaan temefos tidak mencemari lingkungan dan sudah dijamin keamanannya bagi manusia maupun hewan di sekitarnya. Temefos paling sering digunakan untuk mengendalikan populasi nyamuk dan serangga lainnya dengan cara dicampur pada air yang menggenang, misalnya air pada bak mandi, tempayan, kolam ikan, dan lain-lain yang merupakan tempat nyamuk berkembang biak.
Pada kemasan abate berukuran 5 gram terselip selebaran brosur yang berisikan tentang gambaran umum DBD serta pencegahannya. Disini, mahasiswa membagikan obat abate ke setiap rumah warga dan memberikan sosialisasi secara door to door. Adapun tujuan dari diadakannya sosialisasi yaitu mendemonstrasikan cara pemakaian obat abate yang benar dan menghimbau warga Kampung Wolulas Turen untuk selalu menjaga kebersihan dan juga kesehatan. Tanggapan masyarakat setelah diberikannya abate dan kegiatan sosialisasi sangatlah baik. terbukti dengan hasil wawancara dengan salah satu warga "Alhamdulillah terimakasih atas pemberian obat abatenya yang sangat bermanfaat ini" Kata salah satu warga setelah diberikannya obat abate kepada masyarakat Kampung Wolulas Turen.