Kehadiran Yayasan Mustiko Suryo Kawulo yang digagas  oleh  Kyai H. Hadi Mansur Mawardi yang akrab sehari hari di panggil abah ini adalah menjadi daya tarik  tersendiri bagi warga Kelurahan Wates Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang Jawa Tengah.  Beliau mengajarkan ilmu --ilmu konfensional tanpa meninggakan nilai- nilai keislaman.
Latar belakang atau sejarah lahirya  Pesanten yang telah terdaftar di SK MENKUMHAM No AHU-0022198.AH.01.12 Tahun 2017. Semua berangkat dari sebuah pemikiran dan keprihatinan akan keadaan masyarakat khususnya di lingkungan Kelurahan Wates RT 04/ RW 02 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang yang mana pada saat itu keadaan masyarakatnya bila diihat dari sisi sudut pandang agama boleh dikatakan masih sangat minim sehingga abah Mansur tergerak hati dan pemikirannya  untuk memperjuangkan lingkungan dengan tujuan  agar  masyarakat sekitar  menjadi lingkungan yang agamis.
Abah Mansur yang telah menghabiskan masa kecilnya untuk mengenyam pendidikan di beberapa pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan beliau juga merupakan alumni  Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya saat ini beliau  gigih berjuang dalam  berdakwah dan mengajarkan al-Qur'an di kampung halamanya.
Melihat dari mushola-mushola dilingkungan masih menggunakan metode tempo dulu sehingg metode tempo dulu itu dipandang menghasilkan suatu hasil yang kurang efektif maka dengan niat bismilah pak Kyai Mansur mulai sosialisasi membuka pendaftaran Taman Pendidikan al-Qur'an (TPQ) dengan menggunkan metode gabungan yaitu metode salafi atau metode dulu dikolaborasi disesuai dengan perkembangan Zaman now atau modern seperti saat ini dijalankan.
Alhamduillah setelah dibuka Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Mustiko Suryo Kawulo seluruh TPQ TPQ yang ada dimushola mushola sekitar sekarang semuanya ikut bergbung sehingga setelah itu Pak  Kyai mulai bekerja keras untuk melakukan pengakomodasian dan menggabungan dari seluruh guru yang berlatar belakang jebolan pesantren  dijadikan satu dan kemudian  diadakan pembinaan dengan tujuan  untuk menentukan kurikulum baru sehingga didalam menyampaikan metode kepada anak-anak TPQ yang jumlah santrinya sekarang telah mencapai 150 anak itu bisa menjadi satu komando diharapkan  bisa menghasilkan sebuah output karakter anak anak yang insani dan  berkualitas baik.
Pada saat mengajar TPQ Pak Kyai masih berfokus pada Al-Qur'an beliau berfikir masih merasa kurang cukup, karena harus ada pendalaman yang lebih daripada itu kemudian ada jenjang yang lebih tinggi yaitu Madrasah Diniyah yang membidangi pelajaran pelaran seputar agama sehingga diharapkan anak anak didik baik yang ada di ada di TPQ maupun madrasah Diniah sudah terbekali ilmu agama yang berkualitas sehingga diharapkan memiliki pendirian yang kuat khususnya didalam beribadah kepada Allah SWT.
Dari kegiatan majlis taklim yang biasanya kegiatanya seminggu sekali menjadi seminggu 2 kali pada hari senin malem selasa menggunakan materi kajian Al-Qur'an dan jumat malam sabtu materi yang dikaji adalah Fiqih atau seputar hukum-hukum islam dan masih berkembang lagi kegiatan istilah di desa namanya adalah selapanan yang dilaksanakan setiap  jumat wage malem Sabtu  Kliwon.kemudian TPQ dan Madrasah Diniah berkembang lagi yaitu Majlis Tahfid Al-Qur'an atau anak anak penghafal Alquran.
Harapan kedepan dari Yayasan Mustiko Suryo Kawulo ini adalah menjadi sebuah yayasan yang multi guna yaitu bisa menjadi wadah dari seluruh lapisan masyarakat. Yang paling pokok adalah bisa mencetak generasi atau kader kader yang Qur'ani yang  bisa mengamalkan isi Qur'an dan Hadist mulai dari tingkat bawah sampai tingka atas. Tingkat atas artinya dari kalangan orang tua dan juga bisa membantu kalangan bagi orang yang lemah sebagai contoh bagi kalangan orang orang yang tidak mampu  dan bagi anak-anak yatim akan difasilitasi untuk belajar mengaji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H