LQ > 1: Menunjukkan bahwa kecamatan tersebut memiliki spesialisasi atau keunggulan dalam produksi perkebunan tertentu. Produksi di wilayah ini lebih besar dibandingkan dengan produksi rata-rata di wilayah referensi.
LQ = 1: Mengindikasikan bahwa produksi perkebunan di wilayah tersebut seimbang dengan produksi di wilayah referensi.
LQ < 1: Menunjukkan bahwa wilayah tersebut tidak memiliki spesialisasi dalam produksi perkebunan tersebut. Produksi perkebunan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan wilayah referensi.
Analisis Berdasarkan Data (2019-2023)
Kelapa sawit : LQ menunjukkan nilai yang sangat rendah dan konsisten sebagai "NON BASIS" setiap tahun, menunjukkan bahwa komoditas ini bukanlah sektor unggulan di Kecamatan Liang Anggang.
Kelapa: Pada tahun 2019 hingga 2020, Kelapa memiliki nilai LQ tinggi (BASIS), namun pada tahun 2021 LQ turun drastis menjadi 0, sehingga menjadi "NON BASIS". Meski terjadi peningkatan kembali di tahun 2022 dan 2023, kelapa hanya menunjukkan BASIS pada tahun 2023, yang menandakan peranannya sebagai komoditas utama tidak konsisten.
Karet: Selama periode analisis, nilai LQ karet berkisar antara 0,43 hingga 1,68. Tahun 2023 adalah satu-satunya tahun di mana karet menjadi BASIS. Ini menunjukkan bahwa komoditas ini memiliki potensi tetapi belum stabil sebagai sektor unggulan.
Kopi, Kakao, Tebu, Teh, dan Tembakau: Semua tanaman ini konsisten menunjukkan nilai LQ yang rendah dan tidak pernah mencapai status "BASIS" selama lima tahun analisis. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman-tanaman ini tidak berperan signifikan dalam perekonomian Kecamatan Liang Anggang.
Kesimpulan
Kecamatan Liang Anggang memiliki potensi pada beberapa jenis tanaman tertentu, terutama Kelapa dan Karet. Namun, keberlanjutan dan peningkatan produksi perlu dikelola dengan baik untuk memastikan status BASIS yang lebih stabil dan signifikan dalam perekonomian setempat.