Mohon tunggu...
Dini Larasati
Dini Larasati Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2010, FISIP Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

E-TOLLcard PR Baru Bagi Petugas Tol

9 Maret 2013   04:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:05 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13628041811603603771

Jalan tol yang dioperasikan di kota-kota besar, di kenal khalayak sebagai jalan bebas hambatan. Namun praktiknya, masih saja ditemukan kemacetan panjang menjelang pintu tol, terutama pagi dan sore hari saat aktivitas masyarakat di mulai dan berakhir. Kemacetan ini, biasanya diakibatkan oleh transaksi pembayaran tol secara tunai yang memakan waktu cukup lama yakni kurang lebih 10 detik per transaksi.

Hambatan di jalan tol inilah yang membuat pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta untuk membuat cara baru yang efektif untuk mengurangi kemacetan. Pihak yang terkait antara lain, Bank Mandiri, Jasa Marga (BUMN), Jalan tol lingkar luar Jakarta, Cipta Marga Nusaphala Persada, dan Marga Mandala Sakti. E-toll card diperuntukan untuk para pengguna jalan dalam transaksi pembayaran tol.

Cara kerja e-toll card ini adalah dengan contactless smart card. Dimana cara ini memungkinkan kartu teridentifikasi dalam jarak 10 cm. Masalah keakuratan dan ketepatan terjamin biarpun kartu tidak tersentuh alat penditeksi. Sehingga, pengguna jalan tol tidak perlu lagi mengeluarkan uang tunai untuk membayar. Kartu dapat diisi ulang di outlet-outlet yang sudah di tentukan. Saldo limited kartu Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah). E-toll card berlaku di pintu-pintu tol tertentu yang terdapat gerbang petunjuk e-toll card tersebut.

Sebenarnya keberadaan e-toll card ini cukup membantu mengurangi kemacetan yang terjadi menjelang pintu tol, sehingga tidak akan menciptakan antrian yang panjang. Namun, dalam implementasinya e-toll card ini memberikan pekerjaan rumah baru bagi pengelola tol, yaitu penyediaan outlet-outlet untuk isi ulang saldo, penggunaan bagi masyarakat pengguna pasif jalan tol, ataupun bagi mata pencahariannya sendiri.

Saldo sebagai nyawa e-toll card memiliki saldo limit, sehingga apabila habis harus melakukan isi ulang. Pengisian saldo ini menambah pekerjaan lagi bagi si pemilik kartu, disamping outlet pengisian pulsa yang masih terbatas tempatnya, juga kebiasaan orang yang lupa untuk mengisi ulang karena saldo terakhir tidak dapat dilihat. Bila hal ini terjadi saat sudah berada dipintu tol, maka, tidak ada yang bisa dilakukan.

Selain itu, e-toll card bagi sebagian orang hanya efektif digunakan untuk pengguna tol aktif saja. Karena bagi para pendatang, yang menggunakan tol sebagai perlintasan sesaat saja, e-toll card ini tidak bermanfaat dan hanya menghabiskan uang untuk isi ulang saldo. Sehingga, mau tidak mau pengelola jalan tol masih tetap harus menyediakan garbang tol yang melayani pembayaran tunai. Itu sama saja hanya memindahkan kemacetan dari pintu gerbang tol satu ke pintu gerbang tol yang lainnya.

Tak jarang ditemukan pula masalah ketidak tahuan masalah gerbang tol khusus pengguna e-toll card ini. Bagi pengendara yang belum familiar dengan kartu ini akan bingung melihat gerbang tol khusus. Maka, menurut mereka tidak ada beda pintu satu dengan yang lain. Sehingga bagi yang tidak memiliki e-toll card dan masuk ke pintu gerbang khusus ini terjebak, sehingga menambah kesulitan lagi bagi pengelola jalan tol.

Apabila e-toll card ini akan terus menerus di implementasikan, maka akan terancamlah pekerjaan petugas pintu tol. Karena dengan penggunaan e-toll card ini, tentu tenaga manusia untuk menjaga pintu tol tidak diperlukan lagi. Semuanya sudah dilakukan oleh mesin. Pemangkasan tenaga kerja tentu akan terjadi.

Maka dari itu, dibalik tujuan pemerintah yang bekerja sama dengan swasta dalam hal ini, perlu diperhatikan juga kerugian yang muncul akibatnya. Penambahan fasilitas lain yang memakan biaya banyak juga harus ditimbang melalui pemikiran yang matang. Tidak salah mencontoh negara lain yang lebih modern, namun harus diseimbangi juga dengan kemampuan masyarakat di negara kita.

Biarpun e-tol card ini nantinya akan menjadi kartu yang multifungsi, namun harus dilihat juga kebutuhan pasar dari masyarakatnya. Tidak semua masyarakat dapat memiliki dan mengakses e-toll card ini. Jangan sampai dikemudian hari memunculkan stigma bahwa pemerintah hanya mmfasilitasi masyarakat kota yang modern saja. Biarpun tujuan diberlakukannya e-toll card ini untuk kebaikan pengguna jalan tol khususnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun