Mohon tunggu...
Dini Kusmana Massabuau
Dini Kusmana Massabuau Mohon Tunggu... -

Mantan jurnalis antv yang kini bermukim di Prancis, kini bekerja dibidang penerbitan sastra dan seni Fatamorgana. Menulis kebutuhan sehari-hari, cinema dan buku pelepas stress sekaligus memberi energi baru. Ibu dua anak Adam dan Bazile hasil dari suntingan pria prancis yang hobynya makan pete dan jus alpukat ini sudah delapan tahun melintang di negara suami sambil sekali-kali mengisi acara indonesia sebagai penari.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berpuasa di Antara Orang Atheis

14 September 2009   14:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:43 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

'Berjam-jam tak makan dan tak minum karena Tuhan? apa yang kamu cari? ' tanya teman Prancis saya.

'Saya cari ridho Allah' jawab saya.

'Ahhh masih percaya ternyata kamu dengan berkah Tuhan? 'Saya pikir Prancis telah merubah pola pikiranmu'

'Prancis memang merubah pola pikiran saya, tapi justru membuat saya semakin dekat dengaNya...'

Pertanyaan seperti itu kerap di lontarkan, ketika mereka mengetahui saya ini seorang muslim. Maklum berteman di Prancis, tidak pernah menanyakan agama masing-masing. Ketika saya mulai menjalin pertemanan dengan orang Prancis, yang mereka ingin ketahui pertama adalah, bagaimana bisa terdampar di kota ini dan yang kedua adalah, Indonesia itu negara miskin ya?

Tapi kali ini yang saya ingin bahas adalah, bagaimana reaksi mereka ketika mengetahui kami sekeluarga menjalankan kewajiban sebagai umat islam. Salah satunya berpuasa. Hal yang bagi mereka sulit di cerna pada awalnya. Tidak makan, ok lah buat mereka, tapi tak minum selama lebih dari 15 jam misalnya, itu sesuatu yang tak masuk akal.

Tak masuk akal, karena menjalankannya murni demi Allah. Memang ada orang yang sanggup tak makan dan minum karena keadaan yang memaksa, alias kelaparan seperti di Ethiopia misalnya, tapi bagi Tuhan? Awalnya pandangan ini, sempat membuat saya sedikit tersinggung. Karena mereka menganggap saya sedang menyiksa diri, ketika misalnya saya mengeluh badan letih dan lemas karena berpuasa.

Tentu saja mereka langsung berkata 'bila Tuhanmu baik, tak akan dia siksa manusianya'.

Dulu saya sempat gusar, sekarang saya hanya tersenyum, sambil mencoba menerangkan, saya sama sekali tidak merasa tersiksa. Wajar bila saya sedikit lemas, karena namanya juga sedang berpuasa, yang mana makanan dan minuman yang ada di tubuh saya sedikit berkurang untuk energi saya. Tapi tersiksa, tidaklah..

Pelan-pelan saya terangkan seperlunya kepada mereka, tujuan saya berpuasa, mengapa di wajibkan dan kenapa justru berpuasa begitu di tunggu oleh kaum muslimin. Bila saya berbicara terlalu mendalam apalagi dibumbui kata dosa terlalu banyak, sukar memang bagi beberapa teman atheis saya menelannya. Maka saya bawalah sebisa mungkin kepada penjelasan yang rasional.

Dosa memang tak terlalu berlaku dalam kehidupan mereka, tapi rasa bersalah itu sesuatu yang membuat mereka menjaga benar prilaku di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun