Mohon tunggu...
Dini FajarRyani
Dini FajarRyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - College

Jurnal - Artikel

Selanjutnya

Tutup

Money

Berawal dari Keisengan Membuat Kue yang Menjadikan Pundi-pundi Rupiah

10 April 2022   21:50 Diperbarui: 17 April 2022   23:19 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bekasi. Ibu Seni atau bu Kholisor adalah sapaan yang khas oleh tetangga serta konsumen usahanya. Ibu Seni yang lahir pada 17 juni 1967 ini adalah seorang istri dari bapak Kholisor dan juga ibu dari ke-3 anaknya. Ibu Seni mengawali bisnis usaha kue kering Cistik ini bermula dari keisengannya dirumah yang mencoba-coba membuat kue ini dan untuk membantu perekonomian rumah tangga. lalu, di tahun 1996 mulailah perintisan kue kering yang bernama Cistik. Proses awalnya bu Seni di bantu oleh suami dan anaknya untuk membuat produk usaha ini dengan memakai alat-alat yang masih manual. Seiring berjalannya waktu ditahun 2010 bu Seni diperkenalkan dengan alat mesin yang lebih canggih lagi oleh seorang kerabat dari suaminya yang dimana alat tersebut dapat membantu proses pembuatan kue Cistik tersebut lebih efisien. Karena, di awal mula perintisan yang masih manual yang dimana bisa memakan waktu yang lama dalam pembuatan serta hanya bisa memproduksi Cistik tersebut tidak terlalu banyak.  Saat ini bu Seni memakai 3(tiga) mesin untuk memproduksi Cistik tersebut yaitu mesin untuk adonan, mesin untuk memipihkan adonan dan alat untuk memotong Cistiknya.

Diawal perintisan yang masih menggunakan alat manual dengan kapasitas pembuatannya hanya bisa mencapai 5kg/hari, saat ini bisa mencapai 35kg atau lebih per harinya. Perjuangan awal untuk merintis usaha Cistik ini bu Seni dan dibantu dengan suaminya memberikan tester ke tetangga sekitar rumah,  dan kerabat kantor suaminya. Untuk bisa mengoreksi rasa, hingga tekstur kerenyahannya. Dan kendala kendaraan dalam pengantaran pesanan Cistiknya. Saat ini yang tadinya hanya tau dari mulut ke mulut akhirnya sekarang usaha produksi Cistiknya berkembang pesat dan terkenal di masyarakat dan kerabat kerja tetangga hingga suami. Bu Seni juga menitipkan Cistiknya ke toko-toko kue dilingkungan sekitar dan sudah banyak memiliki pelanggan tetap.

Dari modal awal usaha hanya Rp. 20.000 di tahun 1996 bisa mendapat Cistik 1kg dengan harga Rp. 4000. Lalu harga tersebut naik di tahun 1998 pada saat krisis moneter (krismon) harga bahan produksi semua melonjak dan harga naik 2kali lipat dari sebelumnya. Tidak hanya itu saja kendala yang bu Seni hadapkan di awal perintisan yaitu kendala kendaraan untuk mengirim atau mengantar pesanan Cistik tersebut. Seiring berjalannya waktu bu Seni hanya menaikan harga 2ribu rupiah saja dan start harga yang paling lama bertahan yaitu Rp. 36.000/kg .Hingga pada saat naiknya harga minyak dan plastik kemasan saat ini harga kembali naik hingga Rp.50.000/kg.

dokpri
dokpri

Produksi kue Cistik bu Seni yang awalnya hanya bertempat dikediaman rumahnya saja yaitu di Jl. Panda 8 Blok D No.152 Bekasi Timur, sekarang bu Seni sudah memiliki rumah produksi sendiri yang bertempatan tidak jauh dari kediamannya  dan juga memiliki 2 pegawai. Kue Cistik ini sudah terjamin kehalalannya, dan kue Cistik ini juga mengikuti kegiatan UMKM, yang di fasilitasi oleh dinas koperasi & UMKM Kab.Bekasi (Departmen Kooperasi) dan mendapatkan pelatihan-pelatihan untuk pengembangan UMKM.

Omset yang diperoleh dari usahanya ini dalam per minggunya dapat mencapai Rp.4.400.000 dan per bulan mencapai Rp.17.600.000. Hingga saat ini usaha produksi Cistik Panda yang dibangun bu Seni sudah berkembang pesat dan tidak lupa bu Seni selalu menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu orang yang membutuhkan dan kisah perjalanan perintisan usaha ini sangat memotivasi orang disekitar khususnya saya untuk terus selalu berusaha.

Dini Fajar Ryani (2006015146)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun