Mohon tunggu...
DINI
DINI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Keluarga terhadap Perkembangan Sosial Emosional

16 Oktober 2024   12:49 Diperbarui: 16 Oktober 2024   12:56 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memiliki peran penting dalam perkembangan individu, terutama pada tahap awal kehidupan. Keluarga tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga tempat di mana individu pertama kali belajar tentang interaksi sosial, emosi, dan nilai-nilai. Pengaruh keluarga terhadap perkembangan sosial emosional anak sangat signifikan, karena lingkungan keluarga menjadi pondasi bagi pembentukan karakter dan hubungan sosial di luar rumah.

1. Konsep Perkembangan Sosial Emosional

Perkembangan sosial emosional merujuk pada kemampuan individu untuk memahami dan mengelola emosi sendiri, serta membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Ini mencakup kemampuan untuk berempati, mengatasi konflik, dan berinteraksi dalam kelompok. Perkembangan ini dimulai sejak usia dini dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah lingkungan keluarga.

2. Peran Orang Tua

Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk perilaku sosial dan emosional anak. Dengan memberikan kasih sayang, perhatian, dan pengawasan, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang aman bagi anak untuk bereksplorasi dan belajar. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh kasih cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dan kemampuan untuk berinteraksi secara positif dengan orang lain.

2.1. Pola Asuh

Pola asuh yang diterapkan orang tua juga berpengaruh besar. Ada beberapa gaya pengasuhan, seperti:

Otoritatif: Orang tua memberikan dukungan dan batasan yang jelas, sehingga anak merasa aman dan dihargai. Anak yang dibesarkan dalam pola asuh ini cenderung lebih berempati dan mampu mengelola emosi dengan baik.

Otoriter: Pendekatan ini lebih menekankan disiplin dan kontrol, sering kali tanpa memberi ruang untuk anak mengekspresikan diri. Hal ini dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial.

Permisif: Orang tua yang permisif cenderung kurang memberikan batasan. Anak-anak dalam lingkungan ini mungkin kesulitan dalam memahami tanggung jawab sosial dan batasan emosi.

3. Interaksi Keluarga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun