Mohon tunggu...
Dini Apriasti
Dini Apriasti Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SMDD

Cinta kebijaksanaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perlukah Tauhid dalam Mencari Kebenaran Tuhan?

22 Desember 2022   00:55 Diperbarui: 22 Desember 2022   01:05 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tauhid adalah mengesa-kan Tuhan. Meyakini dengan sepenuhnya bahwa Tuhan itu hanya tunggal. Sedangkan usaha untuk mencari kemungkinan mengenai Tuhan memerlukan suatu metode yang disebut dengan metode filosofi. Filsafat ketuhanan yakni usaha pemikiran manusia tentang keberadaan Tuhan menngunakan akal budi.  Lalu dengan demikian perlukah tauhid dalam usaha manusia untuk mengkaji tentang Tuhan? Dan apakah ketauhidan seseorang berperan dalam usaha tersebut?

Peran tauhid dalam filsafat ketuhanan sebagai pemantik awal dalam usaha memikirkan eksistensi dan esesnsi Tuhan. Tauhid yang telah ada dalam diri manusia akan semakin kokoh dan kuat sebagai hasil dari pembenaran yang telah diberikan dari proses pembuktian tentang adanya Tuhan.

Tauhid mengajarkan kepada kita bahwa apapun yang menjadi objek pengetahuan manusia adalah ciptaan Tuhan. Tuhan ialah sesuatu yang dianggap penting oleh manusia, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Tauhidullah adalah pokok keimanan. Pokok keimanan ini tertuang dalam kalimah tauhid yaitu, "Laailaahaillallah", bermakna tidak ada Tuhan selain Allah, tidak ada yang berhak disembah selain Allah, tidak ada yang dituju selain Allah, tidak ada yang berhak dicintai selain Allah, tidak ada yang diminta pertolongan selain Allah.

 Pemikiran filosofis adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan menggunkan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya. Maka dari itu filsafat ketuhanan adalah pemikiran manusia tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, dan bagi seseorang penganut agama tertentu akan menambahkan pendekatan wahyu dalam usaha memikirkan tentang Tuhan. 

Usaha yang dilakukan dalam memikirkan Tuhan tidak untuk menemukan atau membuktikan Tuhan secara absolut atau mutlak, namun untuk mencari pertimbangan kemungkinan-kemungkinan  bagi manusia untuk sampai pada kebenaran tentang Tuhan dan menemukan pembuktian-pembuktian yang membenarkan tentang keberadaan Tuhan. 

 Persamaan tauhid dan filsafat ketuhanan yakni memiliki objek kajian ataupun pusat pembahsan yang sama, yaitu mengenai Tuhan. Argumentasi yang digunakaan berdarkan logika yang berkaitan dengan kebenaran. Dan yang terpenting adalah bahwa baik tauhid maupun filsafat ketuhanan sama-sama memandang bahwa Tuhan itu Maha Esa, Maha Tinggi dan segala sesuatu yang ada bersumber dari Tuhan yang satu atau Esa, serta dikendalikan oleh-Nya. 

  Perbedaan diantara tauhid dan filsafat ketuhanan terletak pada cara untuk sampai kepada kebenaran. Ilmu tauhid sebagai ilmu yang menggunakan logika dan bersumber dari Al-Qur'an dan hadist berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama. Sedangkan filsafat ketuhanan adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional dengan menggunakan akal atau logika seutuhnya. Kebenaran yang diperoleh akan terbukti ada dalam wahyu Tuhan.

 Realita yang ada tauhid tidak hanya terpacu pada pembahasan mengenai Tuhan semata ,serta aspek-aspek yang berhubungan dengan-Nya, tetapi tauhid mampu melahirkan gerakan kemanusian. Tauhid yang kuat dapat menjadi benteng manusia untuk menangkal dan melawan berbagai bentuk penindasan dan eksploitasi terkhusus mengenai keberadaan Tuhan. 

 Usaha manusia untuk memikirkan dan menalar tentang Tuhan, didahului oleh semacam praanggapan dan kesimpulan yang timbul dari diri manusia. Tuhan memberikan pertanda agar manusia dapat mengetahui, mengenal, dan mengakui bahwa Tuhan ada yakni melalui ciptaan-Nya. Perkataaan atau wahyu-Nya, pembenaran atas jawaban dari usaha manusia mencari keberadaan-Nya. 

Melalui kesaksian hati nurani manusia sendiri yang membimbing manusia kepada pertanggung jawaban moral yang hingga akhirnya manusia akan sampai kepada ketauhidan. Dengan demikian menimbulkan pertanyaan, mengapa filsafat atau penalaran mengenai Tuhan diperlukan jika kita sudah meyakini bahwa Tuhan itu ada dan bersifat Esa atau tunggal?.

Keyakinan yang diperoleh manusia melalui kitab suci tidak begitu saja ada untuk sampai kepada kebenaran dan keyakinan menganai  Tuhan. Kitab suci dapat dinggunakan sebagai alat bagi seseorang yang ingin menalar tentang Tuhan. Segala pemikiran manusia harus  dilibatkan bersamaan dengan iman dalam proses mencari kebenaran tentang  Tuhan. Tidak akan pernah ada penemuan dalam peradaban manusia jika tidak diawali dengan proses bertanya dan menemukan jawaban. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun