Secara keseluruhan, pendekatan pembelajaran berbasis masalah adalah metode di mana masalah dunia nyata digunakan sebagai konteks untuk memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap materi pembelajaran.
Menurut Boud dan Felleti pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu pendekatan yang mengarah pada penyusunan pembelajaran dengan melibatkan peserta didik dalam menghadapi masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah
1. Penyajian Masalah atau Pertanyaan
Pendekatan pembelajaran berfokus pada penyelesaian masalah atau pertanyaan yang relevan bagi siswa dan masyarakat. Masalah atau pertanyaan tersebut harus memenuhi standar autentik, jelas, mudah dipahami, relevan, dan memberikan manfaat.
2.Interdisipliner
Masalah yang diajukan dalam pembelajaran berbasis masalah harus terkait dengan berbagai disiplin ilmu.
3.Penyelidikan yang Autentik
Penyelidikan yang diperlukan dalam pembelajaran berbasis masalah harus bersifat autentik. Siswa diharapkan untuk menganalisis, merumuskan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, dan menyajikan hasil akhir secara komprehensif.
4.Penyajian dan Pameran Hasil
Siswa dalam pembelajaran berbasis masalah bertanggung jawab untuk menyajikan hasil penelitian mereka dalam bentuk karya dan memamerkannya. Artinya, solusi dari masalah yang dipecahkan oleh siswa akan disajikan atau dilaporkan.
5.Kolaborasi
Dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa diharapkan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)Â
1.Orientasi Siswa terhadap Masalah
Guru menguraikan tujuan pembelajaran, menjelaskan kebutuhan logistik, dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2.Organisasi Pembelajaran Siswa
Guru membantu siswa dalam merumuskan dan mengorganisir tugas pembelajaran yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
3.Bimbingan Penyelidikan Individu dan Kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang relevan, melakukan eksperimen, dan mencari penjelasan serta solusi atas masalah yang dihadapi.
4.Pengembangan dan Penyajian Hasil Karya
Guru membimbing siswa dalam merencanakan dan menyusun karya yang sesuai, seperti laporan, video, atau model, dan juga membantu dalam kolaborasi antarsiswa.
5.Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah: Guru membantu siswa dalam melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelidikan dan proses yang digunakan dalam menyelesaikan masalah.
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (problem base learning) adalah untuk mengelola dan mendukung proses belajar siswa, memberikan bimbingan, serta memantau perkembangan pembelajaran mereka. Guru bertanggung jawab untuk memperkuat kepercayaan diri setiap siswa dan setiap kelompok siswa dalam menyelesaikan masalah, dan juga membantu mereka memperdalam pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H