Mohon tunggu...
Dini Ariyani
Dini Ariyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perbankan Syariah

hobi make up

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penghancuran Alam untuk Produksi Kertas yang Lebih Berkembang?

5 Januari 2023   14:00 Diperbarui: 5 Januari 2023   14:26 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hingga tahun 2013 menjadi seluas 10 jt hektar hutan. Hutan tanaman ditetapkan menjadi hutan pelestarian alam. Jika dibandingkan dengan angka dari tahun 1995, yang hanya 1,13 juta hektar, jumlah ini telah naik dengan margin yang signifikan. Jumlah persetujuan HTI naik sebanyak 25% hingga tahun 2013. Ini adalah peningkatan yang signifikan. Pada awalnya, izin hutan dikeluarkan untuk memanen pohon, untuk produksi kertas ,untuk menggantikan pasokan kayu yang berasal dari hutan alam.

Namun demikian, ketersediaan kayu untuk produksi kertas terus bergantung pada produktivitas hutan alam. Inefisiensi HTI terungkap ketika mereka terus memanfaatkan kayu yang bersumber dari hutan alam. Ketidakmampuan ini disebabkan oleh tingkat produksi yang rendah dan pelaksanaan penanaman yang lamban.

Kertas adalah bahan paling mendasar untuk memenuhi persyaratan masyarakat, dari persyaratan anak-anak hingga semua kegiatan kantor. Kertas diperlukan untuk setiap kegiatan yang membutuhkan pembuatan dokumen. Namun demikian, tidak dapat disangkal bahwa kebutuhan akan pembuatan kertas berkontribusi dalam beberapa cara terhadap kerusakan alam yang meluas.
 
Perencanaan produksi kertas membutuhkan kayu sebagai bahan baku, apakah sudah direncanakan?

Dari sumber internet, dikatakan ada sekitar 5,7 juta hektar dari total 10 juta hektar yang telah ditanam pada 2013. Data lain menyebutkan jumlah yang ditanami dari tahun 1989 hingga 2012 hanya 3,8 juta hektar, dengan rata-rata tahunan 22 juta m3. Output tahunan pohon yang dimanfaatkan dalam produksi kertas adalah 8 juta m3 dalam periode 2008 dan 2013.

Produksi kertas membutuhkan tambahan 3,4 juta hektar sementara memiliki tingkat konsesi 4,5 jt hektare. Oleh karena itu, ada sekitar 6jt hektare masih menjadi hutan alam. lainnya terdiri dari pohon-pohon yang baru ditanam di hutan. FWI berpendapat bahwa kurangnya komitmen perusahaan terhadap penanaman dapat disimpulkan dari pelaksanaan penanaman yang tidak memadai. Selama periode ini, Kementerian Kehutanan tidak mengawasi produksi kayu untuk memastikan bahwa penanaman dilakukan dengan benar. Kementerian Kehutanan memperpanjang Hutan Taman Indonesia kurang lebih 15 juta hektar di tahun 2014 untuk meningkatkan produksi kayu tahunan ke 100 juta m3.

Tujuan HTI adalah memanen kayu senilai seratus juta meter kubik. Begitu mereka menyadari penanaman sedang berlangsung di HTI mereka, jumlah sebenarnya kayu yang dihasilkan meningkat. Di sisi lain, ini bukan situasinya. Menurut statistik produktivitas untuk pemenuhan bahan baku di rentang 2010-2011, sebagian besar kayu diambil dari hutan alam. Salah satu masalah yang akan menentukan apakah produksi kertas dapat berlanjut atau tidak tanpa menyebabkan kerusakan besar pada lingkungan adalah perencanaan untuk pertumbuhan perkebunan pohon.

Tujuh puluh dua persen wilayah Indonesia sekarang ditutupi oleh perkebunan pohon yang digunakan dalam produksi produksi kertas. Oleh karena itu, tidak memungkinkan jika kebutuhan kertas masyarakat masih terpenuhi sementara pada saat yang sama perencanaan penanaman pohon dinilai lebih terkoordinasi. Luas konsesi HTI di Pulau Sumatera mencapai 4,5 juta hektar pada tahun 2013, dengan hanya 548 ribu hektar termasuk hutan alam. Untuk terus memasok produksi dengan sumber daya mentah yang dibutuhkannya, kegiatan deforestasi alam masih berlangsung di Riau, Sumatera Selatan, dan Jambi.

Penggunaan kertas di Indonesia hampir pasti agak tinggi. Menurut statistik yang diberikan oleh Kementerian Perproduksian Republik Indonesia (Kemenperin), Indonesia menduduki peringkat kesembilan di antara produsen pulp terbesar di dunia pada tahun 2013 dan keenam di antara produsen kertas dunia. Di sisi lain, sebuah studi oleh organisasi bernama Forest Watch Indonesia (FWI) mengatakan bahwa antara 2009 dan 2013, total 1,13 juta hektar per tahun hutan Indonesia dibuka untuk pertanian. Menurut Forestry Watch Indonesia (FWI), laju deforestasi di Indonesia setara dengan membuka area yang tiga kali ukuran lapangan sepak bola per menit.
 
Produksi Kertas menggunakan kayu khusus dari hutan tanaman hutan?

Perusahaan telah berkomitmen untuk mengubah 41 persen lahan atau setara dengan 320.000 hektar menjadi hutan tanaman kayu. Penciptaan 8 juta meter kubik kayu mengakibatkan kekurangan pasokan, meskipun kebutaan hanya menyumbang kurang dari 1 juta meter kubik dari total volumenya. Sejak kebakaran hutan yang terjadi pada 1997, lahan yang merupakan hutan gambut itu justru rusak. Selain itu, menurut Deddy, ada 206 kebakaran hutan yang terjadi di daerah tersebut pada 2013. 

Seharusnya tidak mengherankan bahwa sejumlah besar pencinta lingkungan telah khawatir tentang masalah deforestasi dan sejumlah besar kertas yang dihasilkan. Sebelum akhirnya berhasil, ada banyak upaya lain untuk melestarikan kertas tersebut. Menggunakan media digital alih-alih kertas sekarang menjadi salah satu alternatif paling umum yang digunakan orang di dunia saat ini.

Jika dibandingkan dengan penggunaan peralatan, secara umum disepakati bahwa penggunaan kertas lebih disukai dari perspektif kesehatan. Ketika individu menggunakan perangkat elektronik seperti komputer dan smartphone untuk waktu yang lama, beberapa masalah yang menyebabkan mereka khawatir termasuk paparan radiasi, kesehatan mata, dan nyeri otot. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun