Mohon tunggu...
Dini Ambarsari
Dini Ambarsari Mohon Tunggu... -

Selalu jujur karena kebebasan adalah milik mereka yang jujur , orang yang berbohong takkan bebas karena twrperangkap kebohongannya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bencana Asap di Riau Bukan Kesalahan Twitter @SByudhoyono

14 Maret 2014   05:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kritik merupakan sarana membangun dan juga sebagai media untuk introspkesi diri,, dengan kritik kita akan menjadi besar. Pernyataan itu memang indah dan sangat menyentuh maknanya. Tapi siapa sih yang tidak kesal jika kita memiliki twitter ketika dibuka mentionnya berisi ribuan kritikan yang bernada sindiran, dan tidak sesuai fakta, bahkan mention mention tersebut mengkaitkan dengan hal hal lain yang bukan bagian dari permasalahan, apalagi mention tersebut digunakan untuk menyudutkan posisi seseorang dalam dunia politik. Kalau saya mungkin akan marah besar dan mengutuk pelaku2nya, tapi inilah jiwa besar Pak SBY, beliau tidak sedikit pun marah, dan bahkan menerima masukan, dan menekan menteri menteri dan pejabat yang terkait dengan kabut asap agar bertindak cepat untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Riau.

Tetapi sangat disayangkan  mention mention tersebut seolah olah menyalahkan dan mengandung pesan politis yang mengkaitkan dengan hal hal yang tidak berhubungan, untuk itu bijaklah dalam menggunakan twitter  lihat dulu akar masalahnya jangan selalu ikut ikutan dan mudah terpancing. Jika Kalian semua di sana belum tahu apa saja tindakan dan sikap Pak SBy dalam menyelesaikan permasalahan kabut asap, dan apa saja yang telah dilakukan pemerintah pusat dan daeerah, ada baiknya jika teman teman membaca uraian singkat langkah dan sikap pak SBY dalam menanggulangi kabut asap di bawah ini:

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan pencegahan dan penanganan asap akibat pembakaran hutan dan lahan melalui penegakan hukum yang tepat dan efektif. agar dapat  memberikan efek jera kepada pelaku pembakaran. Presiden meminta bukan saja yang membakar tapi korporasi yang bersangkutan bahkan pemimpinnya harus bertanggung jawab karena masalah kebakaran hutan yang menyebabkan  kabut asap ini menjadi berlarut kebakaran hutan yang menimbulkan bencana kabut asap ini telah mendatangkan kerugian terhadap perekonomian, transportasi, kesehatan dan pendidikan. menurut Presiden ini adi memang masalah ini sangat serius hingga harus segera dituntaskan. Jangan sampai asap kembali sampai ke negara tetangga, ini juga memalukan, seperti yg kita ketahu tahun lalu Presiden SBY pun sempat meminta maaf  hanya karena asap kita mengganggu negara tetangga.

Presiden SBY pun telah menjadikan bencana asap di riau sebagai point penting  yang dibahas dalam rapat kabinet , Presiden SBY meminta jangan membiarkan bencana asap di Riau ini berlarut harus segera dipadamkan titik apinya dan segera mengirimkan bantuan, terutama pengadaan hujan buatan di wilayah yang terbakar guna memadamkan sesegera mungkin lahan atau hutan yang terbakar.

Dalam menindak lanjuti perintah presiden pun Menkokesra menjelaskan bahwa polisi sudah menahan 26 orang dan akan terus dilakukan penyidikan mengenai korporasi yang bertanggung jawab atas kebakaran hutan yang menyebabkan bencana kabut Asap di Riau ini. Agung Laksono juga menjelaskan sejak tahun 2013 pihak kepolisian pun sudah melakukan 41 penindakan 25 sudah menjadi tersangka dan sudah dihukum dari 8 bulan hingga 8 tahun penjara, baik si pembakar atau si pemilik korporasi yang memang sengaja membakar hutan hanya untuk mendapatkan ongkos yang murah dalam membuka lahan.

Bahkan Presiden SBY pun telah mengeluarkan instruksi  Kalau dlm waktu 1-2 hari ini Pemda Riau & para Menteri tidak bisa mengatasi, kepemimpinan & pengendalian akan saya ambil alih. *SBY*

Menko Kesra pun menjelaskan bahwa sudah 6 helikopter bombing water yang digunakan untuk mengurangi dampak asap, namun  arena medan yang tidak mudah dan cuaca kemarau yang tidak mendukung jalannya pemadaman kebakaran hutan membuat kabut asap ini sulit dikurangi . BNPB memperkirakan kepekatan asap dipicu penambahan titik api di Riau. Dari ratusan hotspot, lebih dari 60 persen dipantau satelit NOAA berada di Provinsi Riau, untuk itu Pemerintah juga akan mengerahkan kendaraan amfibi untuk mengangkut air dalam jumlah yang besar

Menteri Kehutanan Zulkifli hasan menyatakan Presiden SBY berkali kali menanyakan terkait kondisi karhutla di Riau yang mengakibatkan asap. Presiden selain meminta untuk secara cepat mematikan titik api,  Pak SBY juga meminta tindakan antisipatis, seperti patroli dan menangkap pelaku yang melakukan pembakaran hutan  dan juga pengaturan lahan yang akan ditanami melalu peraturan yang tegas dari pemda Riau.

Pemerintah terus mencoba memberikan yang terbaik untuk cepat mengatasi permasalahan kabut asap di Riau, untuk itu penulis menghimbau  mari Kita dukung Presiden dalam mengelola dan menuntaskan masalah  kabut asap di Riau. Marilah kita bijak dalam menilai dan tidak ikut ikutan dalam menyudutkan simbol negara kita walau pun itu melalui akun twitter pribadinya. Karena siapa lagi yang akan menghormati simbol negara kalau bukan rakyatnya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun