Publik banyak menunggu bahwa hasil rapimnas dari masing masing partai Golkar dan Demokrat akan menimbulkan suatu poros baru, hal itu ditandai dengan isu isu yang beredar bahwa Golkar dan Demokrat dipastikan berkoalisi dengan perkawinan antara ARB sebagai capres dan PRamono Edhie Wibowo sebagai cawapres, namun keinginan publik harus tertahan, karena keputusan dari masing masing partai tersebut baik Golkar dan Demokrat tidak mengisyaratkan terbentuknya suatu kekuatan baru yang akan tampil di pilpre tahun 2014 ini.
Partai Golkar tetap kekeh dengan pendiriannya tetap mencalonkan ARB sebagai capres atau cawapres, dan menyerahkan sepenuhnya peta koalisi partai Golkar kepada ARB. Tujuan dari penetapan ARB sebagai capres atau cawapres ini telah memberi kesan, bahwa partai Golkar mempunyai posisi yang strategis, dan menjadikan tokoh ARB sebagai the Real King of koalisi.
Sedangkan Rapimnas partai Demokrat telah memberikan isyarat bahwa 56 persen suara dari DPD yang hadir menginginkan Partai Demokrat harus mandiri, dan itu menandakan tanda tanda sebagai oposisi semakin nyata. SBY mengatakan bahwa Partai Demokrat bukanlah partai yang haus akan kekuasaan, sehingga harus meminta minta kepada partai lain untuk bergabung kepada koalisinya, yang diutamakan oleh partai demokrat adalah kesamaan platform, dan bila itu tidak terwujud lebih baik partai demokrat mengambil langkah sebagai oposisi. SBY sebagai ketum demokrat memprioritaskan pembenahan internal partai dan mempersilakan para kader yang ingin menyeberang kepada partai lain. Dan bila Demokrat mengambil posisi oposisi, SBY mempersilakan kepada kadernya untuk mendukung salah satu capres yang memang menjadi pilihan pribadi mereka masing masing. Di akhir pidatonya SBY menyatakan keputusan definitif partai Demokrat akan ditentukan pada tanggal 20 Mei 2014.
Dari hasil rapimnas kedua partai jelas tidak mengisyaratkan akan adanya poros baru yang digalang oleh partai demokrat dan golkar. Dan bila penulis menilai dari hasil Rapimnas Golkar yang masih mengambang dan belum menentiukan sikap. Dikatakan bahwa partai Golkar menyerahkan sepenuhnya urusan koalisi kepada ketua umumnya Aburizal bakri. Dan ini tentunya beban yang sangat berat yang dipikul oleh ARB. Seperti kita ketahui bahwa Partai Golkar mempunyai tradisi bergabung dengan partai koalisi yang mendukung pemerintahan, dan di koalisi tersebut partai Golkar memegang peranan penting dan menjadi pemain penting dalam setiap kebijakan kebijakan yang akan diambil dalam koalisi di pemerintahan. ARB harus jeli memanfaatkan dan memilih salah satu capres antara Jokowi atau Prabowo yang akan keluar sebagai pemenang pilpres tahun ini. disamping itu, ARB harus cepat lakukan lobi lobi dalam memainkan suara Golkar yang seksi ini setidaknya untuk mewujudkan keinginan dari rapimnas partai Golkar sendiri, menjadi capres atau cawapres. Minimal ARB harus memenangkan lobi dengan meminta jatah cawapres kepada salah satu capres yang akan didukungnya. Dan opsi terakhir bila ARB gagal melobi kepada kedua capres yang didukung oleh masing masing koalisi, adalah mendatangi kembali partai Demokrat dan menerima semua persyaratan Partai Demokrat agar bisa maju dalam pemilihan presiden tahun ini.
SBY mengatakan sikap definitif partai demokrat akan dtentukan pada tanggal 20 mei 2014, telah menempatkan partai demokrat sebagai partai yang mandiri, dan tak berpihak kepada salah satu capres yang ada, dan selama 2 hari ini, banyak kemungkinan yang akan terjadi, dan partai Demokrat dipastikan akan didtangani baik oleh salah satu partai pengusung capres yang ada, atau pun partai yang menjadi motor dalam penetapan capres tersebut seperti PDIP dan Gerindra, dan juga hal ini sekaligus memberikan signal kepada partai Golkar, bahwa Demokrat masih bisa menerima koalisi agar syarat syarat yang diajukan oleh Partai Demokrat dapat diterima dan diajukan sebagai kerangka bersama membangun bangsa.
Kesimpulannya, Demokrat akan tetap menjadi pusat perhatian dua poros yang akan bertarung dalam pilpres 2014 nanti, sedangkan Golkar harus berjibaku dalam lobi lobi demi wujudkan keinginan faksi faksi yang ada di internal partai Golkar untuk menjadikan ARB sebagai capres dan cawapres. Dari hal tersebu penulis menyimpulkan bahwa posisi demokrat mempunyai posisi tawar yang lebih baik, karena partai Demokrat memberi kesan memberi kesempatan, sedangkan partai Golkar dalam keadaan yang agak tertekan, karena kesan yang diberikan kepadanya adalah Partai Golkar mengambil kesempatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H