Malam yang bersahabat... hembusan angin kota kairo bak angin surga. Seolah-olah mereka mulai menyapa keberadaanku disini. Aku menanti seseorang dari kejauhan, ku menunggunya di sebuah persimpangan hay 'asyir. Sesekali ku tengok jam tanganku, sesekali ku buka telepon genggamku. Jarum jam menunjukkan pukul 8 malam, perasaanku mulai kacau, pikiranku mulai terganggu. Akankah dia datang menemuiku ??? Hampir 1 jam aku menanti kedatangannya, tak kulihat kelebat bayangnya sekalipun. Bahkan aroma tubuhnya pun tak tercium olehku. Keramaian kota kairo semakin membuat keresahanku memuncak. Dari balik kemacetan mobil aku berusaha mencarinya, ku sebrangi jalan raya itu, namun bayangannya pun tak kunjung ku temui. Akankah kencan malam ini harus ku batalkan ??? Azzam itu mulai berucap, bahwa langkahku tak boleh berhenti. Di balik kerumunan manusia, ada seseorang memanggilku. Sebuah panggilan yang tak asing lagi bagiku. "Dinda ......" Senyumku mulai mekar, bak bunga yang baru mekar di musim semi. Bersambung .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H