Mohon tunggu...
Diniah umy farihah
Diniah umy farihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sisi Suram Restoran Masa Kini: antara Risiko Kesehatan dan Limbah Restoran All You Can Eat

1 Juni 2022   15:33 Diperbarui: 1 Juni 2022   15:36 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Realitas kehidupan modern identik dengan peniruan gaya hidup hits dari tokoh yang muncul dalam konten media sosial. Seperti yang sedang hits di kalangan food vlogger dan masyarakat Indonesia yaitu restoran dengan program "All You Can Eat". Mendengar nama program itu bisa membayangkan bagaimana banyak dan nikmat makanan yang bisa disantap, ditambah dengan estetika restoran yang menambah kesan tersendiri bagi konsumen. Hal ini tentu menjadi momen tersendiri bagi konsumen untuk dapat berkumpul bersama maupun kolega. Restoran All You Can Eat memberikan kebebasan konsumen dalam mengambil makan, sehingga mendorong konsumen mengambil makan dengan porsi yang besar tanpa mengalokasikan waktu dan kesanggupan perut dalam menampung makanan.

Resiko Kesehatan 

Ada beberapa masalah kesehatan yang harus diperhatikan tentang pola makan All You Can Eat. Jika dilakukan terlalu sering dikhawatirkan menyebabkan gangguan pada kesehatan, seperti kolesterol, mengonsumsi makanan all you can eat berupa gorengan, daging berlemak, dan kue dalam jumlah banyak dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Apabila hal ini berlangsung terus dan tidak diimbangi dengan pola hidup sehat, seperti banyak makan sayur-sayuran dan olahraga teratur, kadar kolesterol dalam darah dapat pun meroket. Terlalu banyak melahap makanan tinggi kalori dan tinggi karbohidrat di restoran all you can eat juga dapat meningkatkan kadar gula darah. Apabila ini terjadi dalam frekuensi yang sering, maka insulin akan kelelahan untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Akibatnya, terjadilah resistensi atau kekebalan terhadap insulin, yang merupakan cikal-bakal terjadinya penyakit diabetes mellitus atau kencing manis. Diabetes melitus adalah penyakit yang ditakuti banyak orang karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi penyakit, mulai dari kebutaan, penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan amputasi tungkai. Kenyang berlebih, akibat terlalu banyak melahap makanan dapat menyebabkan rasa penuh pada perut, sehingga menyebabkan orang menjadi lemas, tidak bertenaga, mengantuk, hingga sulit berfikir. Itu semua dikarenakan aliran darah ke otak akan difokuskan ke saluran pencernaan guna mencerna makanan tersebut. Semakin banyak dan cepat makanan yang masuk ke sistem pencernaan, makin tinggi pula kebutuhan akan aliran darah ke organ yang sedang bekerja keras.

Sampah Restoran 

Sisa hidangan makanan pengunjung akan menghasilkan banyak limbah makanan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 21,88 juta ton pada 2021. Jumlah itu menurun 33,33% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 32,82 juta ton. Kondisi tersebut berbeda dengan tahun 2020 yang jumlah sampahnya justru meningkat 12,63%. Meskipun dalam data tersebut dikatakan bahwa kondisi menurun, hal ini tetap saja menjadi salah satu problematika di Indonesia, apabila dibiarkan dapat meningkat kembali. Beberapa akhir pekan ini marak terjadinya penjualan daging limbah restoran ke pedagang kaki lima dengan harga murah. Tentu kualitas daging pun sangat tidak higienis untuk dikonsumsi. Upaya dalam meminimalisir kasus dalam food waste ini pihak restoran dapat membuat kompos makanan sisa dengan teknik vermicompost dan black soldier flies, serta mengolah sampah makanan dengan biodigester untuk diubah menjadi biogas. Selain food waste sebuah restoran dapat dijadikan kompos dan biogas, secara tidak langsung program all you can eat mengajarkan kepada para konsumen untuk berlaku jujur baik pada diri sendiri ataupun pada penjualnya, sekiranya sebagai konsumen yang baik pasti hal yang berkaitan dengan porsi makan itu dipertimbangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun