Mohon tunggu...
Dini Rofiatin
Dini Rofiatin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendidik Remaja agar tak Terjerumus dalam Pergaulan

15 November 2018   23:03 Diperbarui: 15 November 2018   23:13 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mendidik anak yang beranjak remaja memang tidak mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Dengan diasuh dan di didik dengan tepat, anak akan menjadi peribadi yang hebat di masa yang akan datang. Anak yang memasuki tahap remaja biasanya akan melakukan sedikit pemberontakan sama seperti usia remaja memasuki usia dewasa anak akan mengalami masa peralihan dan mulai pencarian jati diri yang sesungguhnya. 

Mengingat seorang anak tak selamanya kecil terus, mereka akan tumbuh menjadi remaja yang pubertas, mengalami perubahan hormonal, sikap temperamen, perubahan fisik yang tentunya sangat jelas. Masa remaja inilah yang biasanya membuat sebagian orangtua khawatir bahkan cemas terhadap pergaulan diluar rumah. 

Namun, hal pertama yang harus dilakukan  adalah anda bisa mendidiknya untuk terbuka dan bebaskan anak bersosialisasi dengan lingkungan. Karena di masa peralihan anak akan mengeksplorasi lingkungan sekitarnya, mereka akan sibuk dengan teman-teman sekolah atau menghabiskan akhir pekannya dengan teman-temannya daripada menghabiskan waktu bersama keluarga. 

Yang kedua adalah jangan terlalu mengekang anak. Biarkan anak mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, menjadi orang tua yang terlalu mengekang tak jarang membuat anak malah menjadi pemberontak bahkan bumerang terhadap orangtua. Dan jadilah seperti teman bagi anak, biasanya anak menjauhi orangtuanya karena memiliki sudut pandang yang berbeda, mengingat perbedaan usia dan pengalaman yang berbeda juga. Dengan memposisikan diri menjadi teman kita bisa dengan mudahnya memantau anak dan memberi masukan tanpa anak merasa sedang digurui dengan begitu anak akan menceritakan keluh kesahnya. 

Yang ketiga adalah hargai minat serta pemikiran anak. Tak jarang sebagai orangtua kadang merasa selalu benar dan tahu apa saja yang anak butuhkan, sebisa mungkin jangan memaksakan anak untuk selalu mengikuti yang kita inginkan. Biarkan anak melakukan hal yang mereka sukai, tetapi masih dalam pantauan orangtua. Jangan biarkan kita menghancurkan mimpi mereka hanya karena kita ingin membangun mimpi kita. 

Yang terpenting dari itu semua adalah rencanakan untuk berlibur menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. Karena dengan meluangkan setidaknya satu hari full akan membuat keluarga semakin dekat, anak juga tidak memiliki jarak dengan keluarga karena waktu anak untuk bersama keluarga juga tidak banyak, karena di era secanggih ini kadang anak menghabiskan lebih dari 10jam beraktivitas diluar rumah. Sehingga setiba dirumah sangat jarang mengobrol bersama-sama.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun