Sang pelurus "pemuda tersesat", itulah salah satu sebutan yang kerap disematkan kepada habib Ja'far, seorang pendakwah muda asal Madura yang masih memiliki garis keturunan dengan Nabi Muhammad Saw. Nama lengkapnya adalah Husein Ja'far Al-Hadar, ia dikenal sebagai salah satu ulama-nya anak muda yang kerap mendakwahkan Islam dengan pembawaan yang santai, penuh canda dan tidak menghakimi.
Dalam beberapa wawancaranya, habib Ja'far kerap mengutarakan bahwa salah satu misi dan pesan dakwah yang ingin ia sampaikan adalah mengenai pentingnya toleransi. Hal itu ia upayakan melalui berbagai konten dakwahnya di media sosial. Salah satunya melalui konten YouTube bertajuk "Berbeda Tapi Bersama" yang kini telah mencapai 58 episode. Konten tersebut tayang di kanal YouTube @NOICE.
Dalam program YouTube tersebut, habib Ja'far seringkali membuka dialog, baik itu bersama para komika, influencer, hingga pemuka agama lain. Hal ini menjadi keunikan dan daya tarik tersendiri yang membuat konten tersebut banyak ditonton. Kapan lagi dua pemuka agama yang berbeda duduk bersama dan berdiskusi tanpa saling mencaci?
Ketika ditanyai mengenai alasannya sering membuat konten tersebut, habib Ja'far menjawab kalau konten dialognya bersama para pemuka agama lain khususnya, kerap kali viral mengingat hal tersebut masih jarang terjadi. Hal tersebut menurutnya menunjukkan bahwa saat ini toleransi beragama di Indonesia masih menjadi sesuatu yang asing.
Oleh karena itu, melalui konten-kontennya ia berharap agar toleransi beragama di Indonesia semakin dikenal dan kedepannya akan jauh lebih baik lagi. Sehingga di masa mendatang, konten-konten semacam itu akan menjadi hal yang biasa dan lumrah karena masyarakatnya sudah menjadi orang-orang yang toleran.
Konten YouTube bertajuk "Berbeda Tapi Bersama" ini menyuguhkan tontonan dimana kita dapat menyaksikan dua sudut pandang yang berbeda antara habib Ja'far dan bintang tamu. Namun, hal tersebut bukan untuk dijadikan sebagai sesuatu yang diperdebatkan, melainkan menjadi ajang untuk menambah wawasan agar kita bisa saling menghargai.
Misalnya saja, dalam salah satu episode yang tayang pada 9 April 2023, habib Ja'far pernah berdialog dengan Yusril Fahriza, seorang komika yang merupakan pengikut Muhammadiyah. Dalam diskusi tersebut, keduanya sempat membahas mengenai perbedaan jumlah rakaat shalat tarawih antara orang NU dan Muhammadiyah.
Lantas, baik habib Ja'far maupun Yusril Fahriza sama-sama memberikan penjelasan mengenai hal tersebut sesuai dengan ajaran dan keyakinan masing-masing, tanpa saling menyalahkan pendapat satu sama lain.Â
Hal ini tentunya cukup kontras dengan kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini, yang mana persoalan mengenai perbedaan ritual ibadah antara NU dan Muhammadiyah masih santer menjadi bahan perdebatan yang tiada henti. Mulai dari masalah qunut, ziarah, hingga perbedaan penetapan hari raya.
Maka melalui konten habib Ja'far tersebut, dapat menjadi salah satu media dakwah yang efektif untuk menunjukkan kepada seluruh umat Islam bahwa sikap toleransi itu bukan hanya ditujukan kepada mereka yang non-muslim tetapi juga terhadap sesama orang muslim.
Selanjutnya tak hanya dengan konten tersebut, habib Ja'far juga membuka dialog diskusi dalam program YouTube yang lain, yang bertajuk "Log In". Dalam program YouTube yang tayang pada bulan Ramadan tahun lalu tersebut, terjadi dialog santai antara Habib Ja'far dan Onadio Leonardo selaku pembawa acara.Â