Mohon tunggu...
Dini Hardianti Suherlan
Dini Hardianti Suherlan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai saya Dini Hardianti saya mahasiswa dari Digitect university jurusan S1 Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan pada UMKM Kreasi Imah Kertas

31 Agustus 2024   13:00 Diperbarui: 31 Agustus 2024   13:01 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Peran Kepemimpinan

Menurut Wijono (1997:213) dalam (Ahmad Muktamar, dkk, 2024:129) peran kepemimpinan merupakan seseorang yang memegang peran kepemimpinan atau manajemen dalam suatu organisasi sangat penting tidak hanya untuk operasional internal tetapi juga untuk interaksi dengan berbagai pemangku kepentingan eksternal, yang bertujuan untuk meningkatkan. Menurut (Maulana & Nugroho,2019) dalam (Desi Fitriyana, dkk, 2024:7837) peran kepemimpinan adalah sekumpulan tindakan dan

sikap yang diharapkan dari seseorang dalam posisi pemimpin untuk mempengaruhi, membimbing, dan mengarahkan individu atau kelompok dalam mencapai tujuan bersama, dengan mempertimbangkan status, peran sosial, dan kedudukannya dalam

masyarakat.

Dari pengertia-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa peran kepemimpinan merupakan serangkaian tindakan dan sikap yang diharapkan dari seorang pemimpin untuk memadu dan mengarahkan anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama, baik dalam konteks internal organisasi maupun dalam interaksi dengan pemangku kepentingan eksternal.

Siagian (2002:66) dalam (Ar Rizal Ridwan Kinantaka, dkk, 2024:3) mengemukakan terdapat 3 (tiga) peran seorang pemimpin atau kepemimpinan dalam suatu organisasi yaitu:

1. Peran interpersonal

Adalah pemimpin suatu perusahaan atau organisasi yang merupakan simbol

keberadaan organisasi, dan pemimpin tersebut bertanggung jawab. Pemimpin berperan sebagai pemberi motivasi dan pemberi instruksi, sedangkan pemimpin berperan sebagai penghubung.

2. Peran informan

Berarti bahwa pemimpin dalam suatu organisasi mempunyai peran sebagai penyedia informasi, penerima, dan analisis.

3. Peran pengambilan keputusan

Artinya pemimpin berperan menentukan kebijakan-kebijakan yang akan diambil berupa strategis bisnis, peluang eksploitasi yang melaluinya inovasi dapat dikembangkan. Bernegosiasi secara konsisten untuk bisnis.

3.Teori Kepemimpinan

Pemimpin perlu memahami teori kepemimpinan untuk membantu membimbing mereka dalam memimpin organisasinya. Beberapa teori tentang kepemimpinan dalam

buku MSDM (manajemen sumber daya manusia 2013:281) antara lain:

1. Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)

Dalam perkembangannya, teori ini dipengaruhi oleh aliran perilaku dari pemikir psikologi yang meyakini bahwa sifat kepemimpinan tidak sepenuhnya bawaan, tetapi juga dapat diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Sifatsifat tersebut seperti sifat fisik, mental, dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 (empat) sifat umum yang berpengaruh terhadap

keberhasilan kepemimpinan organisasi, yaitu:

a. Kecerdasan

Pemimpin yang kecerdasannya jauh melebihi rata-rata kecerdasan bawahannya juga berpeluang lebih besar untuk sukses. Hal ini dikarenakan

pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan pengikutnya.

b. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial Secara umum, pemimpin yang sukses memiliki emosi yang matang dan stabil ketika melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal dan eksternalnya. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan bahwa para pemimpin akan panik atau bimbang dalam mempertahankan posisi yang

mereka yakini benar.

c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi

Pemimpin yang sukses umumnya mempunyai inisiatif dan dorongan yang tinggi untuk mencapai tujuan. Kekuatan pendorong yang kuat ini tercermin dalam kinerja yang optimal, efektif, dan efisien.

2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan pada teori ini memiliki kecenderungan kearah 2 (dua) hal, yaitu:

1) Konsiderasi adalah kecenderungan pemimpin untuk menggambarkan hubungan dekat dengan bawahannya.

2) Struktur inisiasi yaitu kecenderungan pemimpin untuk menetapkan batasan

bagi bawahannya.

Oleh karena itu, berdasarkan teori ini, pemimpin yang baik adalah yang memberikan perhatian yang baik kepada bawahannya dan mencapai hasil yang baik.

4.Jenis Kepemimpinan

Ada beberapa gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan oleh pemimpin dalam perusahaan atau organisasi dalam buku Filsafat dan Teori Kepemimpinan (2021:7), yaitu:

1. Gaya kepemimpinan demokratis

Adalah mampu memperhatikan segala kepentingan orang yang

dipimpinnya, sehingga merasa keinginannya diperhatikan oleh pemimpinnya.

2. Gaya kepemimpinan kharismatik

Adalah pemimpin yang terhormat karena kewibaannya dan perilakunya serta dapat memberi petunjuk dan teladan kepada orang yang dipimpinnya.

3. Gaya kepemimpinan otorter

Adalah pemimpin yang ingin segala keinginan dan perintahnya terpenuhi

tanpa memahami kepentingan bawahannya.

4. Gaya kepemimpinan militer

Adalah pemimpin yang dapat memberi perintah dan harus melaksanakan perintah atasannya berdasarkan asas komando.

5. Gaya kepemimpinan paternalistis

Adalah pemimpin yang mengembangkan kemampuannya untuk

memberikan contoh dan teladan bagi bawahannya dalam organisasi tersebut.

6. Gaya kepemimpinan birokratis

Adalah Kepemimpinan yang muncul dari hierarki pangkat dan posisi dalam suatu organisasi, sehingga memungkinkan mereka yang berada di puncak untuk

memimpin mereka yang berada di bawah.

5.Fungsi Kepemimpinan

Menurut (Reza, 2010:34) berpendapat bahawa, secara operasional ada 5 fungsi

pokok dalam kepemimpina, yaitu: (P F Lano, 2015:75)

1. Fungsi Instruktif

Fungsi instruktif yaitu fungsi pemimpin sebagai komunikator (siapa, apa, bagaimana, kapan, dan dimana) sehingga pengambilan keputusan dilakukan secara efektif. Oleh karena itu, fungsi orang yang diarahkan hanyalah perintah.

2. Fungsi Konsultatif

Fungsi konsutatif yaitu pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif komunikasi dua arah. Ini digunakan ketika pemimpin berupaya mengambil keputusan yang memerlukan peninjauan dan konsultasi dengan orang yang

dipimpin.

3. Fungsi Partisipasi

Dengan menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun pelaksanaannya. Setiap anggota tim mempunyai kemungkinan yang sama

untuk melaksanakan kegiatan yang dijelaskan dalam tugas sesuai dengan kedudukannya masing-masing.

4. Fungsi Delegasi

Dengan menjalankan fungsi delegasi, pemimpin mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan. Fungsi delegasi adalah menaruh kepercayaan kepada orang yang diberi wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggung jawab.

5. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian berasumsi bahwa suatu manajemen yang efektif harus mampu mengatur kegiatan-kegiatan anggotanya secara efektif terarah dan

terkoodinasi, sehingga dapat mencapai tujuan secara optimal. Dengan menjalankan fungsi pengendalian, manajer dapat mencapai tujuan melalui

kegiatan orientasi, pengarahan, dan pengawasan.

7.Indikator Kepemimpinan

Dalam penelitian ini, indikator kepemimpinan yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan indikator menurut Martoyo (2019) dan menurut Kartono (2017) sebagai berikut:

1. Kemampuan analistis

2. Keterampilan berkomunikasi

3. Kemampuan memotivasi

4. Tanggung jawab

5. Kemampuan mendengar

1.Pengertian Motivasi Kerja

Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya dalam penelitian ini yaitu Hasibuan, (2009:141) Motivasi kerja ada sesuatu yang menyebabkan, membimbing, dan menunjang perilaku manusia untuk bekerja dengan tekun dan semangat untuk mencapai hasil yang optimal (Kartika Dwi Arisanti, Ariadi Santoso, Siti Wahyuni, 2019:104). Begitu juga pendapat lain, Sondang P. Siagian,(2008:138) Motivasi kerja adalah kesiapan pegawai untuk mengembangkan

keterampilan dan kemampuan, tenaga dan waktu untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya serta mengerahkan kemampuannya dalam

melaksanakan tugasnya mampu dan mau mengerahkan kemampuannya (Heri Purwanto, 2020). Dan menurut Ernest. J McCormick, Motivasi Kerja diartikan sebagai

kondisi yang mempunyai pengaruh menghasilkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja (Dede Rosi, H. Dadang Suparman,S.Pdi.,SE.,MM, 2020:104).

Dilihat dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja

adalah dorongan yang menyebabkan, membimbing, dan mendukung perilaku pegawai untuk bekerja dengan tekun dan semangat, mengembangkan keterampilan dan

kemampuan, serta mengarahkan dan mempertahankan perilaku dalam konteks lingkungan kerja untuk mencapai hasil yang optimal.

3.Teori Motivasi Kerja

Ada beberapa teori-teori yang mendukung tentang motivasi kerja menurut para ahli (Amrin Banne, Sukri, Dirham Latief, Indah Pratiwi, 2023:312) dan dalam buku

Pengantar Manajemen (Teori dan Konsep)(2020:119) yaitu:

1. Teori Kebutuhan Maslow

Kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow dalam (Stephen,

2010) digolongkan menjadi 5 (lima) kebutuhan, yaitu:

1) Kebutuhan fisiologis (Physioloogical Needs)

Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar yaitu sandang, pangan,

papan dan kesejahteraan individu. Dengan meningkatkan kemampuan

dalam memuaskan kebutuhan seseorang hingga mengarahkannya untuk mencoba meningkatkan kepuasan kebutuhan lain yang beralih dari kuantitatif ke kualitatif.

2) Kebutuhan rasa aman (Safety Needs)Kebutuhan akan rasa aman harus diperhatikan dalam arti luas, tidak diartikan hanya dari segi keamanan fisik, juga dari segi perasaan keamanan psikologis dan rasa keadilan dalam bekerja. Karena pemuasan kebutuhan psikis lebih diutamakan daripada pekerjaan seseorang, maka pengertian fisik mencakup perasaan rasa aman di tempat tinggalnya, perasaan aman dalam perjalanan menuju tempat kerja dan keselamatan di tempat kerja.

3) Kebutuhan sosial (Social Needs) Manusia pada hakikatnya adalah mahluk sosial, manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain,

sehingga harus berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan sosial tersebut.

4) Kebutuhan akan harga diri (Esteem Needs)

Manusia membutuhkan orang lain untuk mengakui keberadaan status manusia tersebut. Situasi yang ideal adalah jika gengsi muncul, akan menimbulkan perasaan puas dalam diri individu. Hal ini tidak selalu terjadi, karena semakin tinggi kedudukannya, maka semakin banyak pula lambang yang dijadikan statusnya.

5) Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization Need)

Artinya dalam diri manusia terdapat kemampuan yang perlu dikembangkan, agar lebih berkontribusi terhadap kepentingan organisasi/

masyarakat/ kelompok. Berkat kemampuan yang semakin meningkat,

masyarakat semakin mampu memenuhi berbagai kebutuhannya dan dalam

kondisi ini masyarakat cenderung berkembang dan berbuat lebih baik.

4.Tujuan Motivasi Kerja

Menurut Gouzali Syaidam (2005:328) dalam buku MSDM (Manajemen Sumber

Daya Manusia)(2013:182) tujuan motivasi adalah sebagai berikut:

1. Mengubah perilaku karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan.

2. Meningkatkan gairah dan semangat kerja.

3. Meningkatkan disiplin kerja

4. Meningkatkan prestasi kerja

5. Mempertinggi moral kerja karyawan

6. Meningkatkan rasa tanggung jawab

7. Meningkatkan produktifitas dan efisiensi

8. Menumbuhkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan

Dengan memberikan motivasi dari pemimpin terhadap karyawan dapat

meningkatkan rasa tanggung jawab, semangat dalam bekerja dapat membawa efek

yang positif bagi karyawannya.

5.Jenis Motivasi Kerja

Menurut (Hasibuan, 2011:150) ada beberapa jenis-jenis motivasi yang

umumnya diberikan kepada seorang individu dalam lingkup perusahaan adalah, sebagai berikut:

a. Motivasi positif (insentif positif)

Motivasi positif artinya manjer memotivasi karyawan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang melebihi standar. Dengan motivasi positif ini, semangat kerja akan meningkat karena masyarakat pada umumnya senang menerima yang baik.

b. Motivasi negatif (insentif negatif)

Motivasi negatif artinya manajer memotivasi karyawan dengan standar

sehingga karyawan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini, semangat karyawan untu jangka pendek akan meningkat karena takut akan hal tersebut, namun dalam jangka panjang hal ini dapat menimbulkan konsekuensi.

6.Faktor-Faktor Motivasi Kerja

Menurut Sutrisno, (2016) dalam (Rina Elviana, dkk, 2023:94) mengatakan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ada dua, yaitu:

1. Faktor intern

Faktor internal yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang antara lain

keinginan untuk dapat hidup, keinginan untuk memiliki, keinginan untuk

mendapatkan persetujuan, dan keinginan untuk mempunyai kekuasaan.

2. Faktor ekstern

Faktor eksternal juga berperan besar dalam melemahkan motivasi kerja karyawan. Faktor eksternal tersebut meliputi kondisi lingkungan kerja, remunerasi yang sesuai, pengawasan yang sesuai, keamanan kerja, status dan tanggung jawab, serta pengaturan yang fleksibel.

7.Indikator Motivasi Kerja

Indikator yang digunakan oleh peneliti, yaitu:

1) Penghargaan

2) Hubungan kerja

3) Kesempatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun