pendidikan berdasarkan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu untuk menuntun segala kodrat yang ada pada diri anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Kurikulum Merdeka dengan program Merdeka Belajar sebanyak 24 episode. Program ini semakin mendekatkan pendidikan pada cita-cita luhur Ki Hajar Dewantara yang sangat menjunjung tinggi bakat dan minat anak dalam belajar sehingga mereka memiliki kemerdekaan dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki dan mencapai kebagaiaan serta kesejahteraan sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat.
Berangkat dari tujuanSMK Negeri 1 Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu lembaga pendidikan menengah kejuruan mendukung penuh program Merdeka Belajar yang diluncurkan oleh Kemendibudristek, salah satunya melalui kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang menjadi bagian dari Kurikulum Merdeka yang mulai di terapkan pada siswa kelas 10 (sepuluh) tahun ini dan menjadi salah satu program merdeka belajar favorit.
Kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) pada pekan ini berlangsung dengan sangat meriah dan berdampak positif pada murid. Kegiatan ini sejalan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara dimana tugas guru diibaratkan sebagai PETANI yanng harus mempersiapkan lahan, menyemai bibit, menanam, merawat, memupuk hingga memanen. Konsep PETANI ini kami implementasikan dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka terutama dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan tema Bangunlah Jiwa dan Raganya.
Konsep PETANI dari Ki Hajar Dewantara ini di terapkan dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui kegiatan-kegiatan berikut :
- Merancang dan merumuskan program P5 dengan tema Bangunlah Jiwa dan Raganya, mulai dari mempersiapkan materi “Anti Bulliying/Perundungan” untuk membangaun kesehatan mental/jiwa murid, bersinergi dengan KODIKLAT TNI untuk melatih fisik murid dalam upaya membangun Raga yang sehat para murid, melaksanakan pembelajaran berbasis proyek dengan diferensiasi produk seperrti projek Poster, Drama, Tarian, Lagu, Puisi sesuai minat dan bakat murid dalam rangka membangun jiwa positif dan kreatifitas pada murid hingga kegiatan Puncak Tema P5 sebagai perwujudan tanggung jawab moral pelaksanaaan P5 dengan cara menunjukkan kepada khalayak seluruh hasil pembelajaran dan usaha-usaha yang telah dipersiapkan sejak awal pembelajaran serta melatih murid untuk berinovasi dan berani tampil menunjukan potensi yang dimilikinya. Kegiatan ini dapat dibaratkan sebagai upaya mempersiapkan lahan.
- Selama kurang lebih satu minggu, murid-murid menerima materi tentang “Anti Bullying/Perundungan” yang di sampaikan oleh guru melalui berbagai metode belajar yang menyenangkan seperti melalui permainan-permainan, menonton film bersama hingga latihan fisik yang dilakukan di awal kegiatan P5 bersinergi langsung dengan KODIKLAT TNI. Kegiatan ini ternyata memberikan dampak yang positif kepada murid sehungga mereka terbiasa untuk memiliki sikap disiplin dan kesadaran untuk berempati kepada murid lainnya sehinga tindakan perundungan/bullying tidak lagi sering terjadi di sekolah. Dalam kegiatan kedua ini guru diibaratkan sedang menyemai bibit dan menanam.
- Kegiatan yang tidak kalah penting dalam kegiatan P5 ini yaitu Pembelajaran berbasis projek, dimana murid berkolaborasi dalam membuat diferensiasi produk seperti membuat poster, drama, tarian, lagu hingga musikalisasi puisi dengan tema “Bangunlah Jiwa dan Raganya”. Kegiatan ini tentunya membangun kreatifitas murid sehingga memunculkan ide-ide atau gagasan yang inovatif sesuai dengan minat dan bakat murid melalui pendampingan serta bimbingan dari para guru terutama wali kelas. Sesuai filosofi Ki hajar Dewantara, dalam kegiatan ketiga ini guru dapat diibaratkan sedang merawat dan memupuk.
- Puncak dari kegiatan P5 dengan tema “Bangunlah Jiwa dan Raganya” yaitu kegiatan Puncak Tema “Nestan Got Tallent”. Dalam kegiatan ini para murid menampilkan hasil belajar mereka selama pekan P5 berlangsung, seperti hasil karya berupa poster, batik, komik dll. yang di tampilkan dalam pameran P5. Penampilan murid dalam bentuk drama, paduan suara, musikalisasi puisi, akustik dll. ditampilkan dalam acara “Nestan Got Tallent”. Selain itu ada juga materi tentang “Anti Bullying/Perundungan” yang disampaikan oleh ibu Hartina Hajar, SKM., M.Kes. dari DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) Kota Tangerang Selatan. Kegiatan Puncak Tema P5 juga dihadiri oleh Pengawas SMK Kota Tangerang Selatan Bapak Ayat Sudrajat, M.Pd. dan Ketua Komite SMK Negeri 1 Tangerang Selatan yaitu Bapak Djamaludin Abdul R, S.Pd., MA. Kegiatan diakhiri dengan pemilihan putra/putri agen perubahan anti perundungan dan penandatangan benner sebagai deklarasi sekolah ramah anak anti perundungan. Kegiatan Puncak tema P5 ini diibaratkan sebagai masa panen, dimana seluruh murid menunjukan potensi dan bakat yang dimilikinya.
Kegiatan Semarakan Merdeka Belajar melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini, memberikan dampak yang positif kepada seluruh warga sekolah terutama kepada murid-murid dimana mereka mampu menculkan potensi dan bakat yang selama ini masih terpendam. Selain itu kegiatan ini juga melatih kepercayaan diri, rasa empati serta kedisiplinan melalui kegiatan belajar yang menyenangkan sehingga mampu mendorong murid mencapai kesejahteraan dan kebahagian setingi-tingginya serta mampu menyesuaikan diri sebagai pribadi dan anggota masyarakat.
#SemarakkanMerdekaBelajar#Hardiknas2023 @kemdikbud.ri
Penulis : Dini Permatasari
Sumber : Berbagai Sumber
Tema : Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar
Sub Tema : Program Merdeka Belajar Favorit