Arwana
Awalnya hanya menyalurkan hobi mengoleksi ikan arwana(scleropages formosus).berlanjut mengembangkanya sehingga agus terkenal sebagai pengusaha ikan arwana.
Kesuksesan agus bermula dari dia membeli ikan arwana untuk di koleksi,sampai pada akhirnya koleksi ikan arwananya sudah lebih dari 30 ekor,mulai dari sanalah agur mulai terpikirkan untuk membudidayakan ikan arwananya,sampai dia memiliki 3 ribuan indukan dan 108 kolam dan lebih dari 30 karyawan.
Ikan arwana agus terkenal dengan jenis super red yang berkualitas dan memiliki warna merah yang mencolok sehingga membuat tertarik bagi siapa yang melihatnya,agus hanya mejual ikanya di pasar lokal tapi orang yang membeli ikanya agus mengekspornya ke luar negeri
"kita pengoleksi,makanya konsumen suka.tidak hanya mengejar bisnis ,tetapi juga melihat kualitas ikan," ujar agus kala di jumpai di penangkaran ikanya di desa jarras kecamatan putussibau selatan.
Harga arwana untuk kualitas super red cukup mhal anakan yang berukuran 9cm-10cm bisa mencapai harga Rp 3 juta untuk satu anakan,bahkan agus juga pernah menjual satu arwanya kepada orang thailand lewat orang indonesia seharga Rp110 juta untuk satu ekor,harga arwana memang cukup tinggi di lihat dari permintaan pasar yang semakin tinggi dan pasokan produsen yang kurang menjadikan salah satu faktor tingginya harga arwana,sedangkan agus pertahun bisa menjual ikan arwananya sekitar 500-600 ekor
Agus bukanya tidak mau engekspor ikanya padahal dia sudah memiliki izin ekspor,tapi dia hanya menjual ikanya ke teman-teman di daerah jawa khusunya di jakarta dan temen-temen agus lah yang mengekspor ikannya ke luar negeri,agus lebih memilih cara seperti itu dari pada harus ke jakarta untuk penguurusan tata cara ekspor,ungkap pria yang pernah menjadi juri internasional kontes arwana di jakarta 2013
Selama ini ungkap teman-teman agus yang mengekspor ikanya ke luar negeri hanya ke kawasan asia dan terbanyak ke tiongkok ,mereka sudah mencoba ke pasar eropa dan amerika tapi menolaknya mereka mengiri ikan dari indonesia di tangkap dari alam.
"mereka tidak percayua ikan-ikan ini dari penangkaran,mereka beranggapan bahwa ikan ini di tangkap dari alam" katanya
Usaha penangkaran ikan arwana tidak selalu mulus,banyak ikan-ikan di penangkaran terkena penyakit yang tidak bia di obati jadi banyak yang mengalami kematian bahkan ada yang mati ketika perjalanan pengiriman ke konsumen dan tingkat kematian ikan arwana cukup tinggi hampi 50%,apalagi jika mendadak ada penyakita yang menyerang.
Ikan arwana penangkaran berbeda dari yang ada di alam liar,mereka rawan stress jika di taruh di penangkaran jadi cepat terserang penyakit,sehingga keuntungnya hanya 40-50% saja.apalagi ada ikan yang berkualitas tidak sering beranak.bahkan kadang-kadang hanya beranak satu tahun sekali mungkin faktor-faktor itulah yang menyebabkan sedikitnya penangkaran ikan arwana.
"memang bisnis ikan arwana ini 5 tahun pertama sangat prospektif tapi jika lima tahun berikutnya tidak akan semulus tahun pertama karena kolamnya sudah menjamur" ujar agus setiawan.
Dulu setiap arwana akan laku di jual tapi sekrang arwana dapat di jual jika memenuhi syarat kelasnya,ikan arwana sekarang ada kkulifikasih kelasnya.
Sebenarnya budidaya ikan arwana tidak terlalu sulit,aslakan benar cara perawatanya dan pembersihanya,makan ikan arwana tidak boleh telat dan harus bergizi kebersihan kolam harus di perhatikan,arwana usia lima tahun bisa di jadikan indukan.satu indukan jantan dapat di kawinkan dengan dua betina
Masa perkawinan ikan arwana sekitar seminggu ikan arwana sakan tampak membawa anak-anaknya di mulutnya,anakan ikan arwana yang ukuranya sudah 12cm atau umur tiga bulan harus di pindahkan ke akuarium dan di pasang chip
Di tiongkok ikan arwana di anggap iakn dewa karena ikan itu merup[akan ikan pubakala dan di pelihara oleh dewa,ada juga yang menganggap sebgai penjaga rumah karena tidak pernah tidur
Pengalaman agus setiawan tentang seluk belukikan arwana ini tidak di ragukan lagi bahwa dia di pilih sebgai salah satu juri di kontes internasional ikan arwana tahun 2013.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H