Kurangnya kesadaran dan perhatian dari masyarakat akan lingkungan membuat sebagian masyarakat menganggap remeh bahkan acuh terhadap lingkungan yang kita diami saat ini, saya begitu miris melihat keadaan seperti itu.
Apalagi dilingkungan padat penduduk seperti yang saya diami sat ini, saya sering sekali melihat banyak masyarakat yang membuang limbah rumah tangganya ke empang/kolam tempat penampungan ikan, sehingga air empang tersebut berubah warnanya menjadi hijau, dan tak ayal jika ikan-ikannya pun mati. Bukan hanya limbah rumah tangga yang dibuang ke empang tersebut bahkan sampah dan kotoran hewan+manusia pun dibuang kesana, bukan hanya dibuang diempang saja tetapi dilingkungan sekitar pun juga, masyarakat seperti merasa tak bersalah dan malah acuh melihat keadaan seperti itu.
Dampak dari perbuatan masyarakat yang tak bertanggung jawab tersebut memicu timbulnya kuman dan penyakit juga memancing munculnya nyamuk-nyamuk yang menyebar ke rumah-rumah/pemukiman penduduk sehingga mengakibatkan banyak masyarakat yang gatal-gatal dan bentol-bentol serta alergi yang kadang-kadang sukar untuk disembuhkan, bahkan tak jarang ada warga yang menderita penyakit DBD.
Jika keadaannya sudah seperti ini siapa yang dirugikan? Masyarakat juga kan? Siapa yang harus disalahkan dalam hal ini? Pemerintah? Maaf dalam hal ini yang patut untuk disalahkan adalah kita sebagai masyarakat. Saya sebagai penulis juga tak luput dari kesalahan. Tulisan saya ini juga sebagai cermin dan motivasi bagi diri saya sendiri agar lebih peka dan peduli terhadap lingkungan yang telah memberikan saya berbagai fasilitas (udara, air, tempat tinggal, keindahan,kenyamanan dsb) juga sebagai intropeksi agar menjadi lebih baik. Oleh karena itu mari mulai dari sekarang kita jaga dan pelihara lingkungan tercinta ini, kita berikan dia fasilitas yang nyaman seperti dia memberikan kita fasilitas yang begitu nyaman, kita Tanami lingkungan ini dengan pohon-pohon yang indah agar kita bisa menghirup udara yang bersih dengan bebas . kalau sudah tidak ada udara yang bersih masa kita mau menghirup nyamuk?
Makasih telah membaca artikel saya semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H