Mohon tunggu...
Dini Harsanti
Dini Harsanti Mohon Tunggu... -

Tinggal di Jakarta dan saat ini bekerja sebagai staf engineer di salah satu instansi pemerintah di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Teknologi Modifikasi Cuaca Redistribusi Curah Hujan DKI Jakarta

22 Januari 2014   15:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:34 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Modifikasi Cuaca..sebuah istilah yang dua tahun belakangan ini menjadi perhatian masyarakat khususnya di DKI Jakarta. Sejak awal tahun 2013 dan 2014 ini pemerintah melalui Presiden RI ke Kepala BNPB memerintahkan untuk melakukan modifikasi cuaca di DKI Jakarta guna meringankan dampak bencana yang ditimbulkan akibat berlebihnya curah hujan yang turun. Modifikasi Cuaca sendiri merupakan teknologi yang dimiliki oleh BPPT yang pelaksanaannya dipercayakan kepada UPT Hujan Buatan sejak tahun 1985.

Dari bahasanya kayaknya serem banget, ngapain cuaca harus dimodifikasi? Ini kan emang sudah waktunya musim hujan..biarin aja..ntar kalo dimodifikasi malah musim jadi berubah, air tanah berkurang, hujannya pindah ke tempat lain, tanaman pada mati kekurangan air, serta serentetan komentar hoax lainnya akibat kesalahpahaman mengartikan istilah modifikasi cuaca.

Kesalahpahaman ini dapat dimaklumi karena jika kita mencari informasi mengenai modifikasi cuaca di situs-situs berbahasa Inggris maka yang banyak keluar adalah informasi hoax misalnya dikaitkan dengan HAARP, Geoengineering, Chemtrails, dll..sementara informasi resmi terkait modifikasi cuaca atau istilah Inggrisnya weather modification atau cloud seeding malah "tenggelam" karena mungkin terlalu resmi jadi bahasanya kaku dan ngilmiah (kalo kata orang Jawa) selain itupula situs resmi modifikasi cuaca biasanya dikelola oleh pemerintah masing-masing negara atau lembaga pemerintah lainnya yang diberi kewenangan untuk mengatasi masalah ketersediaan air sehingga ada kesan menutup-nutupi informasi rahasia mengenai teknologi ini kepada masyarakat.

Lantas seperti apa sih modifikasi cuaca yang dilakukan oleh BPPT? seperti yang pernah saya bahas di blog saya (diniharsanti.blogspot.com), di situ sangat jelas teori dan teknis pelaksanaannya. Modifikasi cuaca kali ini menggunakan garam dapur sebagai bahan semai. Apa itu bahan semai? Bahan semai adalah bahan atau material yang dimasukkan ke dalam awan-awan yang berpotensi hujan agar mempercepat proses turunnya hujan. Lha kalau awan digaramin asin dooonggg..ngga, siapa bilang asin? perbandingannya sangaaaattt kecil antara kandungan garam-garaman di dalam air hujan modifikasi cuaca bila dibandingkan dengan kandungan garam-garaman hujan alami. Malah terkadang hujan alami di daerah industri banyak mengandung asam (yang dikenal dengan hujan asam), pernah dilakukan pemeriksaan kandungan asam hujan alami di suatu daerah industri dan ternyata hasilnya fantastis..derajat keasaman mencapai pH 4 lhoo..oke balik lagi ke masalah modifikasi cuaca.

Modifikasi cuaca yang dilakukan oleh UPT Hujan Buatan BPPT kali ini bertujuan untuk meredistribusi curah hujan yang jatuh di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Apaan tuh meredistribusi curah hujan? Ya curah hujannya diredistribusi alias dibagi-bagi supaya curah hujan yang sampai di wilayah DKI tidak terlalu ekstrem. Jika terjadi curah hujan ekstrem tentu akan menimbulkan genangan, mulai dari genangan 10-20 cm hingga genangan setinggi 1-2 meter alias banjir, karena apa? karena daya tampung saluran-saluran air yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah air hujan yang harus dialirkan, selain itu tidak adanya lagi ruang terbuka hijau atau sumur resapan yang mampu menyerap air hujan yang turun dalam jumlah ekstrem tadi di wilayah DKI Jakarta.

Lantas bagaimana teknisnya meredistribusi curah hujan ini? Hujan yang diperkirakan akan turun di DKI Jakarta sebagian diturunkan di wilayah pantai atau pesisir dengan memperhatikan arah datangnya angin (massa udara) dan awan-awan (massa uap air). Dari hasil modifikasi cuaca ini UPT Hujan Buatan mengklaim telah berhasil mengurangi curah hujan di wilayah DKI Jakarta sebanyak 22,21%. Angka ini muncul dari selisih curah hujan prediksi dengan curah hujan aktual yang turun selama dilakukannya modifikasi cuaca mulai dari tanggal 14 hingga 19 Januari 2014. Penjelasan ilmiah lebih lanjut atas hitungan di atas cukup menarik untuk disimak sebagai bukti transparansi kegiatan ini. mari kita tunggu saja karena ini pasti menjadi ranah diskusi seru buat para peneliti dan perekayasa yang menggeluti bidang meteorologi. Modifikasi cuaca rencananya akan terus dilakukan hingga lewat musim hujan sekitar bulan Maret di wilayah DKI Jakarta. Hasil akhirnya..kita tunggu saja, semoga hasilnya sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh BNPB untuk memodifikasi cuaca di wilayah DKI Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun