Mohon tunggu...
Dini Erian
Dini Erian Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Memacu Semangat Wirausaha Tenaga Kerja Indonesia

7 Desember 2018   17:47 Diperbarui: 7 Desember 2018   17:48 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Selain karena destinasi wisata yang indah, Korea Selatan juga menjadi salah satu negara tujuan yang paling banyak diminati oleh para TKI. Hingga saat ini menurut data dari BNP2TKI jumlah tenaga kerja kita di sana mencapai 9000 orang, Banyak bukan? Ya pantas saja TKI kita sampai sikut-sikutan untuk kerja di sana, wong gajinya saja bisa mencapai 30 juta per bulan.

Tapi ya walaupun sudah betah di perantauan tetap saja ada kontrak kerja berdurasi yang harus ditaati. Jika kontrak habis ya mau tidak mau harus pulang ke tanah air. Dengan modal hasil bekerja di sana bertahun-tahun kira-kira apa ya yang bisa dilakukan para TKI ketika pulang? Melamar kerja di perusahaan lokal? atau mencoba membuka bisnis?

Opsi kedua sepertinya lebih menarik dibandingkan yang pertama. Tahu sendiri susahnya jika harus memulai dari nol untuk melamar kerja di perusahaan. Apalagi daya tarik untuk mencoba bisnis kini semakin kuat karena dari dukungan pemerintah untuk pelaku usaha tak main-main.

Memang sih membuka bisnis bukanlah persoalan mudah, butuh minimal pengetahuan dan mental yang kuat untuk bersaing di era modern seperti sekarang ini. Tapi tak perlu khawatir, bisnis waralaba bisa menjadi pilihan para TKI sebagai langkah awal bisnis mereka. Karena bisnis waralaba biasanya sudah teruji, dan  sudah mengalami proses trial and error, sehingga mudah untuk dijalankan, bahkan oleh pemula dan pelaku usaha skala kecil dan menengah.

Melihat bisnis waralaba bisa menjadi peluang yang menjanjikan bagi para TKI, Kementerian Perdagangan bersama Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) menyelenggarakan seminar kewirausahaan di Busan, Korea Selatan. Seminar ini merupakan bagian dari program pendampingan waralaba nasional yang bertujuan memberikan pembekalan serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Dan terbukti animo masyarakat Indonesia di sana begitu tinggi terlihat dari jumlah peserta seminar yang hadir.

Para pekerja migran, pelajar, hingga diaspora beramai-ramai hadir dan mengikuti jalannya seminar hingga usai. Mereka menyepakati bisnis waralaba dewasa ini memang sangat menjanjikan. Apalagi dengan pertumbuhan waralaba di Indonesia sangat pesat. Saat ini terdapat 555 merek usaha waralaba, yang berpontensi diwaralabakan dengan jumlah gerai mencapai 45 ribu di Indonesia.

Tak hanya itu, waralaba Indonesia juga berhasil merambah pasar luar negeri seperti Alfamart, yang telah menguasai Filipina dengan 174 gerai, J.Co Dunuts & Coffee yang merambah empat negara, juga Baba Rafi dengan 60 gerai tersebar di Negara ASEAN hingga Belanda.

Maka tak heran minat calon mitra di Korea Selatan begitu besar. Pada gelaran seminar ini juga berhasil ditandatangani kerjasama antara tiga waralaba Indonesia yakni Baba Rafi, Bakso Alex dan Bambu Spa dengan calon mitra di Korea Selatan senilai 1,245 miliar dolar AS. Nilai yang fantastis!

Kita nantikan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) sekembalinya ke Indonesia menjadi pengusaha yang bisa memajukan perekonomian bangsa terutama melalui bisnis waralaba. Maka dari itu mari kita dukung terus program Pemerintah Indonesia untuk terus mengembangkan bisnis waralaba agar semakin berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan mengangkat nilai produk dalam negeri dalam bentuk kerja sama bisnis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun