Mohon tunggu...
Dini Erian
Dini Erian Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Angin Segar Neraca Perdagangan Indonesia

30 Oktober 2018   16:27 Diperbarui: 30 Oktober 2018   16:45 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Perdagangan Indonesia kembali menghirup angin segar. Neraca perdagangan September surplus sebesar USD0,23 miliar setelah beberapa bulan sebelumnya selalu defisit. Tentu saja capaian ini harus dijaga oleh pemerintah sampai akhir tahun nanti.

Secara akumulasi, neraca perdagangan tahunan kita dari bulan Januari hingga September memang masih defisit, yakni USD3,78 miliar. Namun Presiden Jokowi meyakini, masih ada peluang untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan. Peningkatan ekspor harus menjadi kunci perbaikan neraca perdagangan. Sampai September, nilai ekspor tercatat USD122 miliar atau tumbuh 9,2 % dari bulan lalu.

Ada 10 komoditas nonmigas andalan Indonesia yang berkontribusi pada realisasi surplus September 2018. Diantaranya Bahan bakar mineral, Barang lemak & minyak hewan/nabati, mesin/peralatan listrik dan lain-lain.

Penetrasi ke pasar-pasar baru menjadi salah satu cara untuk terus meningkatkan ekspor kita. Minggu lalu Trade Expo Indonesia 2018 berakhir. Perolehan transaksinya tak main-main, jauh melesat melebihi target yang ditetapkan. Keberhasilan ini menandakan Indonesia berpeluang besar mengisi pasar-pasar ekspor.

Dalam sambutannya pada pembukaan TEI 2018, Presiden berpesan kepada seluruh pengusaha lokal, terutama pelaku ekspor, agar memperhatikan desain dan kemasan produknya. Sebab daya saing produk tercermin dari kualitas produk secara keseluruhan. Presiden juga mengapresiasi usaha keras para pengusaha dalam upaya masuk ke pasar ekspor terutama negara nontradisional.

Situasi perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat juga harus dimanfaatkan betul-betul. Karena ini bisa menjadi potensi besar Indonesia untuk masuk ke pasar yang luput dari perhatian kedua negara tersebut.

Maka dari itu Kementerian Perdagangan Indonesia harus mengambil langkah yang tepat agar terus menciptakan transaksi bisnis yang bersifat jangka panjang dan bertaraf internasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun