"Bagi para jamaah yang bersedia menyisihkan hartanya untuk berkurban, dapat menghubungi pengurus takmir masjid saat ini juga. Kami menunggu partisipasi Anda! "
Suara samar-samar pengumuman itu bagaikan ketukan di depan pintu rumahku. Sebetulnya ajakan bersedekah itu sudah sampai ke sanubari. Akan tetapi, saat melongok tabungan, bling-bling: laksana kedap-kedip di layar komputer: "Access Denied!"
Ya, saat itu, kebutuhan hidup memang sedang 'menari-nari' di pelupuk mata. Bayar sekolah bocah, modal usaha baru, servis kendaraan, cicilan KPR, bayar utang ke temen, beli peralatan kerja dan seabrek kebutuhan lainnya.
"Bismillahirrahmanir rahim. Pak, dengan ini, saya mengamanahkan ongkos korban ini kepada Takmir Masjid untuk disampaikan kepada yang berhak". Demikianlah, malam itu, kebutuhan dan keinginan lain pun kita kesampingkan. Mendahukan membayar kurban untuk tahun ini,.
Berhari-hari kami menikmati hidangan berprotein hewani. Tak berapa lama, bagian keuangan di perusahaan pun memberikan sebuah amaran: " Bonus tahunan sudah dapat diambil!" Hah, benarkah hal itu. Lima juta rupiah. Ya benar. Ternyata rezeki Rp 5 Juta, 'diperoleh' dengan bersedekah sebesar Rp 2 Juta.
Apa yang Kau Dapat adalah Apa yang Kau Tanam
Segala sesuatu itu selalu berhubungan. Sebuah iklan otomotif melukiskan bagaimana berbagai bagian mobil bergoyang dan bergerak akibat 'disenggol' oleh spare part lainnya dan akhirnya mampu 'menghidupkan' sebuah mobil. Begitulah kehidupan ini, begitu para pembijak berujar.
Para petani dapat memanen biji-bijian bila menanami dengan bibit unggul. Nelayan dapat mendulang ikan setelah membekali dengan kapal dan perangkat yang mumpuni. Akan tetapi, tidak hanya itu. Masih ada tambahan: berbuat baik dan atau bersedekahlah sebelum menyongsong penghidupan.
Bila tidak percaya, sila buktikan sendiri!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H