Mohon tunggu...
Dindin Mujahidin
Dindin Mujahidin Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pkl dan pemerhati lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sariawan Datang, Gorengan Pun Hilang

20 Maret 2014   08:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:43 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat tubuh kita sehat memang menyenangkan. Menyenangkan untuk dibawa bekerja, menyenangkan untuk dibawa belajar, dan sudah tentu dibawa rekreasi pun menjadi menyenangkan. Namun, tatkala tubuh kita terserang penyakit, semua aktifitas bisa menjadi lumpuh meskipun yang terserang penyakit itu hanya salah satu anggota tubuh, akan tetapi anggota tubuh yang lainnya turut berempati merasakan sakit sehingga akibatnya tubuh kita maunya ingin terus meringkuk di bawah selimut.

Salah satunya adalah penyakit yang sering menyerang gusi dan bagian dalam mulut, yaitu yang dikenal dengan istilah sariawan. Penyakit yang mempunyai nama beken stomatitis aftosa ini bisa membuat kita tersiksa akibat rasa perih yang luar biasa. Padahal sariawan ini ukurannya tidaklah seberapa, terkadang hanya seukuran biji jambu klutuk yang ditumbuk, tetapi perihnya hingga ke ubun-ubun sehingga badan terasa meriang.

Mengingat penyakit ini belum bisa jadi alasan yang cukup kuat untuk tidak masuk kerja, maka mau tak mau saya harus tetap berangkat kerja. Dengan menggunakan motor, biasanya waktu tempuh dari daerah Lenteng Agung hingga tiba di kantor yang terletak di daerah Pasar Minggu memakan waktu selama 45 menit dengan titik kemacetan di sekitar stasiun Tanjung Barat hingga depan pintu tol Tanjung Barat. Namun saat itu begitu saya memutar balik, antrian kendaraan sudah terlihat di depan Universitas Pancasila, alhasil saya pun harus menahan perihnya sariawan selama 1,5 jam.

Belum lagi saat di kantor ketika rekan-rekan kantor keranjingan beli makanan sejuta umat. Ada sebungkus bakwan, tahu isi, dan tempe goreng tepung di hadapan saya dan sedang diperebutkan oleh teman-teman, sementara saya hanya bisa menelan ludah sambil menatap tak berdaya tidak bisa ikut bersaing memperebutkan gorengan. Tiba-tiba saat itu hidup terasa tidak adil, sungguh menderita, mengapa mesti keranjingan makan gorengan sih, bukannya jeruk lebih enak dan menyehatkan?

Terkadang saking gemasnya dengan gangguan sariawan yang bisa memakan waktu lebih dari satu hari, minyak kayu putih pun menjadi pilihan pengobatan dengan dioleskan ke bagian mulut yang terkena sariawan supaya rasa perihnya hilang. Kalau tak ada minyak kayu putih, saya gunakan pasta gigi, lumayan perih-perih adem.

Sariawan yang dialami sering kali muncul setelah saya mengalami gangguan pada lambung yang terkadang mengakibatkan panas dalam. Karenanya tak lupa saya mengkonsumsi obat-obatan herbal untuk mengatasi maag. Dan tidak lupa pula banyak minum air putih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun