Mohon tunggu...
dindin aminudin
dindin aminudin Mohon Tunggu... -

karyawan swasta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Isi Proklamasi dan Momen yang Terlewatkan pada Saat Gerakan Reformasi1998

7 Agustus 2011   23:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:00 1696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Disadari atau tidak, kita memang sering mengabaikan sejarah kita sendiri dan tidak mengambil hikmah dari padanya. salah satu sejarah terpenting dari negeri ini adalah peristiwa dibacakannya teks proklamasi kemerdekaan RI oleh Soekarno dan M Hatta. Tidaklah mengherankan apabila dewasa ini rakyat Indonesia merayakan proklamasi dengan berbagai kegiatan hiburan dan lomba lomba  lucu lucuan.

Sebagian besar orang Indonesia diyakini telah hafal diluar kepala isi dari teks proklamasi, namun hanya hafal saja , tidak mengerti makna yang terkandung didalamnya, teutama pada kalimat kedua.

"Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia" merupakan merupakan kemauan, keinginan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.

" Hal hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya". Kalimat komplemen ini merupakan pernyataan bagaimana caranya kita mewujudkan keinginan menentukan nasib sendiri.

Bukan perkara mudah para pendiri bangsa saat itu untuk dapat mewujudkan Indonesia merdeka. Walaupun telah mendapatkan momen yang tepat, yaitu kekalahan Jepang pada sekutu 14 Agustus 1945, tetapi tetap saj dibutuhkan strategi jitu dalam setiap tindakannya. Jepang yang secara moril jatuh - mengingat tradisi mereka yang tidak mengenal menyerah dan lebih baik mati -  sementara alat alat nya masih lengkap, dapat dimanfaatkan oleh sekutu untuk kembali mencengramkan kuku kuku kekuasaannya di bumi pertiwi ini. terbukti dengan segera Jepang membubarkan tentara PETA dan menghalang halangi berkibarnya bendera merah putih.Belum lagi ketidaksabaran kaum muda saat itu untuk segera merebut kemerdekaan dari tangan Jepang dan sempat melarikan Soekarno dan Hatta ke Renghasdengklok. Semangat kaum muda yang berkobar ini jika tidak disikapi hati hati justru akan mempersulit posisi kita. Energi besar dan emosi yang meluap ini butuh arah penyaluran yang tepat. Maka dalam teks proklamasi kalimat kedua itulah jawaban untuk mencapai kemerdekaan yang efektif dan effisien untuk mencapai tujuan.

Pemindahan kekuasaan dengan cara  saksama adalah dengan cara merebut kekuasaan dari dalam, dimana pada saat itu pemerintahan di tangan Jepang. Para pegawai negeri diperintahkan untuk mengaku bahwa dirinya adalah pegawai Republik Indonesia dan hanya menerima perintah dari atasan yang berbangsa Indonesia dan menolak semua perintah dari atasan yang orang asing .

Dalam tempo yang sesingkat singkatnya adalah time bound agar semuanya terlaksana sebelum sekutu datang.Sehingga ketika sekutu benar benar datang, yang mereka hadapi bukan lagi pemerintah Jepang yang telah kalah perang tetapi pemerintahan baru, yakni pemerintah Republik Indonesia.

Hal inilah yang mungkin luput dari ingatan sebagian besar dari kita, sehingga semangat proklamasi tidak terbawa ketika kita melakukan gerakan reformasi menentang rezim orde baru pada tahun 1998. Gerakan itu berhasil dan orde baru yang begitu kuat tumbang. Akan tetapi karena emosi dan energi massa yang demikian besar saat itu menyebabkan euphoria kemenangan dan harapan besar untuk mendapatkan kehidupan bernegara dan kemakmuran rakyat yang lebih baik di masa depan. Melupakan cara cara yang saksama, sehingga tidak berhasil mencapai tujuannya sampai saat ini.

Memang bukanlah perkara mudah dan berbeda merubah rezim saat itu dengan peristiwa pasca proklamasi kemerdekaan. Yang dihadapi pasca gerakan reformasi adalah orang orang kita sendiri, bukan orang asing didalam birokrasi. Tetapi semestinya kita harus melakukan pembersihan dalam birokrasi dari unsur unsur orde baru dengan segera, dalam tempo yang sesingkat singkatnya,  sebelum mereka berkamuflase menjadi seolah olah reformis dan menyusun kekuatan untuk bertahan dalam birokrasi bahkan dalam kekuasaan.

Yang terjadi sekarang adalah kekacauan, baik di pemerintahan secara umum, dibidang hukum dan peradilan, penanganan ekonomi, pendidikan, politik dan semua sendi sendi kehidupan. Hal ini terjadi karena kekuatan lama yang korup berhasil bertahan bahkan memanfaatkan kelengahan gerakan reformasi dan menyusun kekuatan baru bahkan menularkan cara cara lama mereka pada generasi sekarang, sehingga banyak orng orang reformis yang tersingkir, dan yang duduk di pemerintahan menjadi terkontaminasi virus korup. Yang korupsi hidup enak dan tak tersentuh, yang lurus dan benar menjadi dianggap salah. Hal ini tentu saja jaug dari cita cita refomasi 1998 dan proklamasi kemerdekaan1945.

Maka kita haruslah mau belajar dari kesalahan kita sendiri jika ingin mewujudkan masa depan yang lebih baik seperti yang kita cita citakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun